Pasti orang Myanmar itu punya dendam yang membara terhadap minoritas Muslim ini, sampai mereka tega membunuhi tak pandang bulu. Pasti besar sekali kesalahan warga Rohingya ini, sampai mereka harus 'dibersihkan' diusir tanpa ampun dari tanah Burma. Pasti hina sekali bangsa tanpa tanah air ini, sampai perahu mereka yang kelebihan muatan di tengah laut dipingpong oleh angkatan laut negara-negara sehebat Indonesia, Malaysia, Thailand.
Alhamdulillah, masih ada nelayan Aceh, yang begitu tahu langsung upayakan penyelamatan secara SWADAYA. Pemerintah RI pun malu hati tak kuasa menolak. Terpaksa kasak-kusuk dengan Malaysia dan Thailand bagaimana membagi beban untuk memberi makan 'manusia perahu' abad 21 ini.
Dulu manusia perahu asal Vietnam dengan baik hati diselamatkan dan ditampung di Pulau Galang. Kini, manusia perahu Rohingya tak jelas mau diapakan. Padahal LSM maupun NGO pasti akan membantu jika pemerintah tegas menggunakan prosedur yang sudah ada. Kan sudah pengalaman. Tampung saja dulu mereka, begitu desakan PBB.
Myanmar tak bergeming. Bangladesh serba salah. Aung San Suu Kyi penuh kalkulasi politik basi. Hadiah Nobel bukan jaminan jatidiri seseorang jika tak bisa bersikap bahwa yang benar itu BENAR, yang salah itu SALAH. Muslim Indonesia bantu korban bencana di Nepal. Muslim Rohingya malah jadi korban pembersihan etnis di Myanmar. Wirathu, Wirathu... kejamnya dikau. Silent Assasin.
No comments:
Post a Comment