Wednesday, December 31, 2014

Bravo Basarnas, Sayang Terlambat

Media mainstream banyak yang sedang mengelu-elukan keberhasilan Badan SAR Nasional, di bawah pemerintah Indonesia (baca: Jokowi). Katanya, keberhasilan menemukan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 di Laut Jawa ini termasuk tercepat dibandingkan pengananan situasi serupa di negara lain. Katanya ini semacam pembuktian kemampuan kepemimpinan Jokowi dan jajarannya. Katanya, kalau urusan pesawat jatuh saja mereka sudah begitu rapi begini, apalagi jika dihadapkan pada krisis yang lebih buruk.

Tapi di sisi lain, saya awalnya berharap semua penumpang itu terselamatkan. Bayangkan, pesawat jatuh Minggu pagi, tapi harus menunggu hingga Selasa pagi untuk menemukan lokasi TKP terduga. Dan sampai hari ini, Kamis, baru segelintir mayat yang ditemukan. Alasan utama adalah cuaca buruk. Padahal saya pikir, andai pesawat ditemukan lebih cepat, masih ada harapan para penumpang yang terjebak bisa diselamatkan sebelum pesawat sampai di dasar laut. SAR kita tidak tambah pintar. Pasti soal anggaran yang minim jadi kambing hitam.

Apakah ini lagi-lagi permainan opini masyarakat? Bahwa walaupun cuaca "sangat buruk" Basarnas tetap sukses menemukan pesawat yang "hilang" itu dalam 3 hari saja? Masih jauh lebih baik dibanding otoritas Malaysia yang urusan MH730 penuh kesimpangsiuran dan tak selesai juga hingga hari ini?

Inilah memori 2014 dari sudut pandang keselamatan penerbangan.

Sunday, December 28, 2014

Saya INDON dan Saya Bangga

Ada-ada saja bahan untuk menciptakan konflik. Berebut hak orisinalitas makanan lah, hak orisinalitas kesenian lah. Lalu soal sebutan pun bisa jadi pemicu pertengkaran dengan orang serumpun di semenanjung Malaya sana. Orang Malay dan Sing biasa memanggil kita Indon.

Sebenarnya sebutan Indon ini katanya sudah lama dialamatkan ke buruh migran alias TKI kita disana. Karena buruh migran identik dengan pembantu rumah tangga atau kuli bangunan, maka orang Indonesia yang bukan pembantu rumah tangga atau kuli bangunan pun merasa tersinggung. Jadi sebenarnya yang merasa direndahkan siapa sih?

Kalau Anda peduli dengan nasib TKI kita dimanapun, mestinya Anda tak punya masalah untuk duduk sejajar dengan mereka. Apakah derajat Anda lebih tinggi dari mereka? Kalau mereka dipanggil dengan "Indon" oleh majikan Melayu ataupun Peranakan mereka, maka Anda yang jadi majikan di negeri sendiri tidak usah malu.

Dengan sedikit usaha, kita mestinya bisa membelokkan makna "Indon" menjadi lebih terhormat. Orang Indon tak kenal takut. Orang Indon penguasa lautan. Orang Indon bukan budak lembaga keuangan Barat. Orang Indon punya etos kerja, kerja, kerja, bukan pencitraan.

Missing Flight AirAsia QZ8501

Seperti disebutkan oleh reporter Channel News Asia barusan, tahun 2014 ini sudah jadi tahun yang berat untuk penerbangan Malaysia. Dengan 2 kecelakaan beruntun menimpa Malaysia Airlines dan kini Air Asia juga. Mari berharap yang terbaik untuk penumpang QZ8501 dan keluarganya.

Saya masih berharap pilot berhasil menahan laju pesawat menghadapi cuaca buruk (awan tebal, dan petir seperti di salah satu gambar ini) lalu mendarat darurat di perairan sekitar Belitung dan diselamatkan oleh para nelayan disana. Amiin.

Saturday, December 27, 2014

Lemahnya Sistem Uang Kertas

Tulisan lama Zaim Saidi di harian Republika ini singkat tapi penuh informasi. Saya baru tahu bahwa Rupiah mata uang RI itu awalnya dipatok ke kurs 1 USD = 3,8 IDR. Seiring waktu, nilainya terus jatuh hingga 1 USD = 12625 IDR hari ini.

Pesan sponsor: Mari berinvestasi emas. Cobalah juga bertransaksi dengan dinar/dirham.

Pria dan Wanita, Tutuplah Auratmu

Soal menutup aurat, penjelasannya sudah dibahas dimana-mana, misalnya di link ini:

http://hizbut-tahrir.or.id/2009/06/12/ancaman-bagi-wanita-yang-membuka-auratnya/

Kesimpulan yang bisa ditarik dari penjelasan panjang lebar dari link diatas antara lain:

Syariat Islam telah mewajibkan wanita untuk menutup anggota tubuhnya yang termasuk aurat. Seorang wanita diharamkan menampakkan auratnya di kehidupan umum, di hadapan laki-laki non mahram, atau ketika ia melaksanakan ibadah-ibadah tertentu yang mensyaratkan adanya satru al-’aurat (menutup aurat).

Aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Seseorang baru disebut menutup aurat, jika warna kulit tubuhnya tidak lagi tampak dari luar. Dengan kata lain, penutup yang digunakan untuk menutup aurat tidak boleh transparan hingga warna kulitnya masih tampak; akan tetapi harus mampu menutup warna kulit.

Ancaman bagi yang tidak menurut aurat adalah tidak mencium bau surga alias neraka, karena tidak amanah, tidak tunduk kepada aturan sang Kholik.[Arief Adiningrat]

Aurat pria hanyalah antara pusar dan lutut. Memang sedikit, tapi pria muslim modern metroseksual banyak yang bandel melanggarnya. Sedangkan aurat wanita adalah seluruh lekuk tubuhnya, kecuali telapak tangan dan muka. Maka gambar berikut bisa jadi pecut yang memacu semangat bagi yang butuh menyempurnakan penutup auratnya.

Bulan Banjir, Akankah Terus Terulang?

Bulan-bulan banjir itu biasanya dimulai dari Desember, lalu lanjut ke Januari dan Februari. Kota-kota yang dilalui sungai mulai terancam. Salah satunya ya Daerah Khusus Ibukota kita Jakarta. Seperti langganan, warga sekitar sungai harus membayarnya secara terpaksa. Mereka pun sedikit demi sedikit menyesuaikan diri dan mulai terbiasa. Kalau air mulai naik, ya pindah ke tempat pengungsian yang ada dimana-mana. Kalau punya uang lebih, mereka bisa bangun rumah hingga 3 lantai. Jadi saat banjir datang mereka tinggal naik ke loteng.

Penyesuaian juga terjadi pada warga kota lainnya yang jauh dari sungai. Jika air mulai meninggi, sukarelawan bermunculan. PKS dan FPI mendirikan posko-posko bantuan. Tagana dan PMI mulai beroperasi di wilayah banjir. Media menyorotkan kameranya dan membuat siaran langsung breaking news bencana. Semua sudah punya peralatan yang dibutuhkan. Semua sudah tahu apa yang mesti dilakukan. Bantuan pun mulai mengalir: makanan siap saji, pakaian bekas pantas pakai, selimut, dan obat-obatan. Semua seperti mengikuti program yang sudah baku.

Akankah skenario drama yang sama dipentaskan terus setiap tahun? Siapa sih yang pernah berjanji akan menghapus banjir dari muka bumi DKI?

Jurus BEJO Taklukkan Negeri Diatas Awan

Di sebuah negeri antah-berantah, pemilihan raja mulai memasuki babak panas. Dua kandidat teratas berhasil menyingkirkan pesaing lainnya. Mereka adalah Adipati Bejo, satria dari pelosok negeri, dan Patih Wowo, tokoh ningrat dari ibukota.

Patih Wowo mengandalkan koneksi selama dia mengurusi angkatan perang kerajaan. Pengikutnya sudah mengagumi dia sejak berhasil mengalahkan angkatan perang negeri tetangga saat memperebutkan gunung emas di perbatasan. Tapi banyak pula yang membencinya karena darah ningrat serta kedekatannya dengan raja lalim di masa lalu. Semua orang masih alergi dengan segala hal berbau si raja lalim.

Adipati Bejo, tokoh dari pelosok negeri. Sebagai seorang Adipati, dia menguasai tanah yang luas dan subur di lereng gunung berapi. Warga lereng gunung berapi menyukai sikap bersahajanya. Sering mereka melihat dia turun ke sawah dan selokan sekedar untuk berbincang dengan petani dan rakyat miskin. Para kuli tinta dan penyair menuliskan bait-bait sanjungan yang sontak membahana di seantero negeri hingga seberang lautan.

Sehari menjelang pemungutan suara akhir, Adipati Bejo mengumpulkan massanya di alun-alun ibukota. Seperti biasa ia melontarkan janji-janjinya yang indah. Seluruh rakyat akan dijamin kesehatannya. Dijamin pendidikannya, juga kesejahteraannya. Jaminannya unik. Semua berupa kartu: kartu pasti sehat, kartu pasti pintar, kartu pasti sejahtera. Banjir besar yang melanda tiap tahun, akan enyah setelah 100 hari ia berkuasa. Jalan raya akan dibangun menghubungkan setiap kota.

Akhirnya, tibalah hari pemilihan raja baru. Para peramal telah menakwilkan mimpi-mimpi bahwa Bejo akan menang mudah. Pada kenyataannya, Bejo memang menang meski selisihnya tipis. Adipati Bejo pun menjadi Paduka Yang Dipertuan Agung Bejo. Akankah ia tetap dicintai rakyatnya?

Wednesday, December 24, 2014

Sepotong Wisata Kuliner di Duren Tiga

Sepulang mengambil hasil pemeriksaan di lab Parahita di Mampang, kami menembus kompleks PLN Duren Tiga hingga masuk jalan raya Duren Tiga. Jalan ini sebenarnya penghubung antara kawasan Mampang Prapatan/Bangka/Kemang dengan kawasan Kalibata/Cikoko, Jakarta Selatan. Jalannya tidak terlalu panjang, mungkin 2-3 km. Bangunan yang mencolok mungkin hanya kompleks PLN, hotel Kaisar, rumah sakit Asri dan rumah sakit Duren Tiga.

Yang pertama kami singgahi adalah martabak Sinar Topping. Disini kami beli martabak dengan topping tebal berisi keju cokelat jagung. Banyak yang beli dalam partai besar dan bisa delivery order juga dengan nilai minimal tertentu. Katanya kalau sudah sore biasanya suka habis dan tidak jualan lagi. Hebat!! Mereka jualan martabak di siang hari dan tetap laris manis. Padahal gerainya hanya sebuah kios kecil di pinggir jalan raya Duren Tiga.

Berikutnya kami singgahi warung sate Ibu Yanti. Karena sudah jam makan siang, banyak karyawan yang makan siang disini. Pasien ataupun pembezuk di rumah sakit  bersalin Duren Tiga juga tinggal loncat ke sebelah jika ingin makan sate atau sop kambing. Sate kambingnya lembut gampang dikunyah. Sop kambingnya juga lembut dan segar.

Tuesday, December 23, 2014

Membangun dan Memelihara Kedisiplinan

Sikap disiplin itu langka di Indonesia. Bangsa kita sudah terbiasa hidup berkecukupan, tidak butuh antri misalnya, karena dengan berebut saja sudah bisa makan, apa lagi kalau antri. Permainan logika sesat.

Jika ingin mendisiplinkan anak, maka orang tua harus memberi contoh. Orang tua harus bisa jadi teladan disiplin bagi anak-anaknya. Jika orang tua ingin anaknya rajin shalat misalnya, maka contohkanlah dengan sebaik-baiknya, selalu shalat di awal waktu, dan di masjid pula, sambil memberi pengertian kepada si anak.

Pendisiplinan butuh pendekatan persuasif. Harus dengan contoh, dan harus jadi bagian dari program itu sendiri. Misal, jika Ahok ingin semua pengendara mobil dan motor di Jakarta beralih ke moda angkutan umum, maka beliau harus mengajak sambil mencontohkan. Tunjukkan betapa nikmat dan nyamannya naik metromini atau kopaja atau transjakarta atau krlkomuter dengan berangkat dan pulang dari balaikota menggunakan angkutan umum. Dan jangan pakai marah-marah pula. Tapi harus secara lembut dan sabar agar kesadaran warga tergugah.

Memelihara kedisiplinan butuh konsistensi. Jika misalnya pemerintah ingin menertibkan pedagang kaki lima di pinggir-pinggir jalan, maka bangun dulu kesadaran mereka dan beri batas waktu yang rasional. Setelah ditertibkan, yang jauh lebih penting adalah pengawasan terus-menerus. Satpol PP berpatroli mengawasi semua ruas jalan dan menindak tegas pedagang kaki lima yang masih membandel. Pemerintah harus melakukannya setiap hari dan tidak boleh terputus. Pengawas dan pembuat peraturan tidak boleh bosan melakukan tugas pengawasannya. Kombinasikan dengan penilaian dan penghargaan, sampai seluruh warga menerima hal itu sebagai norma baru, sampai masyarakat bisa mandiri dalam kedisiplinan menjaga ketertiban.

Gambar berikut adalah contoh salah satu cara menjaga kedisiplinan ala tentara. Bagaimana caranya agar postur tentara ini tetap tegak saat berdiri dalam upacara? Jarum pentul jawabnya.

Media, Berhentilah Menggoreng Opini

Gambar yang dikicaukan oleh akun twitter @estiningsihdwi ini sempat ramai dibahas di dunia maya. Saya sudah telusuri kronologi tweet dari akun ini. Tidak ada penyebutan nama BUMN atau nama orang secara khusus. Lalu kenapa jadi ribut sampai merembet ke Ibu Menteri Rini??

Asumsi dan asumsi, tanpa logika deduksi yang pasti. Sekedar menggoreng kata-kata agar makna sampingannya yang kena. Lalu tunggu publik terbakar emosi, baik yang pro maupun kontra. Inilah cermin masyarakat penghamba kapital.

Soal isi dari gambar itu sendiri, tidak ada yang aneh pula. Mbak Esti ini hanya mempertanyakan perlukah ada DISKRIMINASI seperti ini untuk sebuah pekerjaan publik. Menurut saya ini adalah peraturan yang aslinya tak tertulis lalu ada yang resmi menuliskannya.

Target kata-kata dalam gambar ini adalah komunitas pembelajar sunnah. Janggut, celana menggantung, kerudung panjang, adalah sedikit dari ciri pembelajar sunnah ini. Ya dari dulu banyak yang tidak menyukai pembelajar sunnah itu. Tapi bagi mereka, mungkin tidak pernah punya harapan kerja di BUMN. Itulah mengapa kelompok pencinta sunnah ini lebih banyak bergerak di sektor swasta, sektor informal, jadi tidak mengejar cita-cita jadi pegawai.


Friday, December 19, 2014

Cetak Tiket Mandiri Kereta Api

Jadi ceritanya kita mau ke Bandung. Tapi pulangnya nanti pengen naik kereta Parahyangan dari Stasiun Bandung ke Stasiun Gambir. Kita belilah tiket secara online di situsnya KAI.

Setelah pilih waktu dan tempat duduk, kita pun bayar secara online, lewat BCA Klikpay. Dapatlah email berisi kode booking dalam format PDF. Lalu kita naik KRL ke Stasiun Jakarta Kota.

Di stasiun ini ketemulah kita dengan anjungan CTM (Cetak Tiket Mandiri). Cukup input kode booking di touchscreen, lalu klik tombol pencarian. Nanti muncul nama kita dan beberapa info lainnya. Lalu cukup klik tombol Print maka printer dot matrix di sebelah pun bekerja. Copot tiket kita dari gulungannya, dan selesai sudah.

Pertanyaan saya, apakah ini konsep yang terbaik? Apakah memang tiket kereta harus dicetak dengan kertas khusus dan format khusus? Apakah konsep ini sudah efisien dan memudahkan penumpang kereta?

Menurut saya, konsep online ticketing itu sudah diterapkan dimana-mana. Ada banyak best-practice yang bisa langsung dicontoh. Tidak lagi perlu trial-and-error dulu. Kenapa tidak, misalnya konsep stasiun diserupakan dengan bandara. Maka tiket kereta mestinya bisa sama statusnya dengan tiket pesawat.

Tiket pesawat bisa dicetak sendiri di rumah.  Bahkan ada yang cukup tunjukkan printout pembayaran dari ATM. Bahkan ada yang tak perlu dicetak. Cukup tunjukkan dokumen PDF di layar smartphone saat check-in. Efisien dan aman. Maka tiket kereta tidak perlu ribet sebenarnya. Tidak perlu pula bikin anjungan CTM di Jakarta Kota, Gambir, dan Pasar Senen. Just IMHO.

Thursday, December 18, 2014

Beberapa Langkah Hindari Kejahatan Saat Belanja Online

Keamanan transaksi elektronik melalui internet sering dianggap sangat rentan penyusupan dan pencurian. Google sekarang mengkampanyekan agar semua website bermigrasi dari HTTP ke HTTPS yang lebih S(ecure). Baru 33% website yang menggunakan HTTPS di seluruh jagat maya.

Tapi ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan sendiri untuk mencegah data kita dicuri orang.

(1) Pada dasarnya, semakin sering kita belanja online, semakin banyak ancaman bahaya. Kita sampai perlu untuk asumsikan bahwa saat kita sedang berbelanja online itu kita memang sedang diintip oleh pencuri data. Pencurian data diri terjadi rata-rata 60 kali setiap 3 menit di seluruh dunia. Jika kita punya lebih dari 20 data akun online (misal: Google Play Store, Kaskus, Amazon, dll), maka kemungkinannya 37% bahwa data kita sebenarnya sudah dicuri. Ini data hasil riset terbaru dan jadi semacam reality check buat kita.

(2) Hapus aplikasi yang tidak dibutuhkan. Dan lakukan pembersihan rutin (clear cache dan cookies dan sebagainya) terhadap aplikasi yang memang kita pakai.

(3) Ketika sedang di mall atau tempat umum, lalu kita ingin berbelanja online, matikan koneksi wifi yang ada. Gunakan hanya koneksi mobile data.

(4) Hindari penggunaan kartu debit. Pakailah kartu kredit karena jika ada transaksi mencurigakan bisa lebih cepat di-cancel, makanya sedikit lebih aman.

(5) Ketika akan bertransaksi di internet, disable semua plug-in dan add-on yang ada di web browser. Ini demi menurunkan resiko pencurian data kartu kredit dan diketahuinya kebiasaan belanja kita.

(6) Gunakan alamat email yang memiliki konsep two factor authentication. Jadi ada dua password yang harus diisi, satu adalah yang dihafal, satunya lagi diterima dari SMS. Salah satu yang sudah pakai adalah Gmail.

(7) Untuk pengguna IT yang mahir, bisa coba pakai VPN (virtual private network) setiap kali bertransaksi internet. VPN lebih aman karena data yang dikirim akan selalu diacak (encrypted).

Wednesday, December 17, 2014

Seratusan Tahun Silam dan Mendatang

Pernahkah kita bayangkan apa yang terjadi di Indonesia di akhir abad XIX dan awal abad XX? Jelas, Indonesia masih di bawah penjajahan Belanda. Saat itu, negara tetangga kita Filipina, sudah menyatakan kemerdekaan dari Spanyol (tahun 1898), walau kemudian dijajah lagi oleh USA. Seabad kemudian, biarpun kita tidak dijajah lagi secara fisik, tapi kita masih terjajah secara ekonomi. Sumber daya alam yang dikeruk secara massif dengan harga murah. Perusahaan negara yang diprivatisasi agar bisa dibeli murah oleh kapitalis asing. Pemerintah yang sudah tak sanggup mensubsidi rakyatnya, dan disuruh menanggung utang pula kepada sejumlah negara penjajah ekonomi, dengan bunga riba yang mencekik.

Budi Utomo, yang pendiriannya jadi tonggak sejarah gerakan menuju kemerdekaan Indonesia, baru dibentuk tahun 1908. Lihatlah seratus tahun masehi kemudian, tahun 2008 kita justru sedang mengalami krisis moneter di bawah tampuk kepemimpinan SBY. Pendidikan mulai berkembang di akhir abad XIX. Kaum terpelajar makin banyak. Seratusan tahun kemudian kita masih bergulat untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun dan gonta-ganti tarik ulur kurikulum tak berkesudahan.

Sebenarnya di akhir abad XIX dan awal abad XX, bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan fisik terhadap penguasa Belanda. Namun intensitasnya menurun. Tercatat ada perang Aceh dan perang di Lombok saat pergantian milenium. Kemudian perlawanan diambil alih oleh kaum terpelajar lewat jalur politik.

Tahun 1898, demi merayakan penobatan Ratu Belanda Wilhelmina, seorang water superintendent, AH van Bebber, membangun replika menara Eiffel setinggi 40-an meter di Tasikmalaya. Seratus tahun kemudian, 1998, krisis ekonomi mengguncang rezim Soeharto, lengser keprabon pun terjadi.

Adakah yang bisa kita pelajari dari perbandingan 100 tahun ini? Entahlah. Justru menarik untuk membayangkan apa yang akan terjadi di dunia tahun 2100 nanti. Dalam loncatan 100 tahun ke depan pasti banyak perubahan lain yang signifikan secara historis. Masihkah ada Indonesia dan pengkotak-kotakan wilayah dunia?

Saturday, December 13, 2014

Siapa Mimpi Legalkan Miras?

Pendukung legalisasi minuman keras pasti pendukung seks bebas jugakah?
Pendukung legalisasi Miras pasti pendukung legalisasi perjudian jugakah?
Apa mau terapkan satu paket sekaligus: minuman keras, perjudian, free sex, semua bebas dilakukan tanpa tuntutan hukum?
Inikah akibat jika pemerintah jadi penyokong modal perusahaan produsen minuman keras. Saya ikut teler membacanya.

Wednesday, December 10, 2014

Pelajaran Sepakbola dari Tetangga se-ASEAN

Filipina: pemain naturalisasi mereka lebih tepat sasaran, merata di semua lini, menutupi lubang yang tak bisa ditambal dengan pemain produk lokal. Pemain naturalisasi kita, berlebih di depan, lemah di semua posisi lainnya. Asal comot.

Thailand: konsisten di posisi elit ASEAN, sudah biasa di level Asia. Skill rata-rata pemain mereka diatas pemain kita. Ini memang soal bakat. Orang Thai jago main bola, orang Indo jago koar-koar doang. Bakat harus diasah, jangan malah disia-siakan seperti yang biasanya kita lakukan.

Vietnam: simbol keuletan dan masih terus berkembang. Tak butuh pemain naturalisasi, mereka pede mengasah bakat lokal saja. Pelan-pelan mereka naik ke level Asia di tingkat junior. Di kita, bakat besar hanya kelihatan bagus di awal. Lalu meredup karena sistem pelatihan yang buruk.

Malaysia: punya liga yang stabil, mampu membuktikan bahwa orang melayu juga pintar main bola. Bandingkan dengan kita, berapa banyak pemain timnas dari Sumatera?

Singapura: tidak butuh ribuan pulau dan ratusan juta penduduk untuk membangun satu timnas. Bakat yang ada saja yang diasah dengan terarah. Sementara di ekosistem kita, ratusan juta penduduk tidak sebelas pun yang benar-benar menggigit permainannya. Mau ditambah penduduknya jadi setengah milyar pun tetap gak ngaruh.

Timor Leste: pisah dari Indonesia membuat maju sepakbolanya.

Tuesday, December 9, 2014

Subsidi Dicabut, Rakyat Dihajar

Pendapat Dr. Rizal Ramli tentang apa yang terjadi di awal rezim Jokowi layak untuk didengar. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak jauh dari nafas neo-liberalisme. Salah satunya ya soal subsidi.

Pemerintah membayari sebagian beban rakyat, apakah salah? Saya lihat di satu sisi, subsidi mengurangi ruang gerak APBN. Di sisi lain, subsidi yang terarah bisa memacu produktifitas. Subsidi bisa seperti meminyaki mesin agar berputar lebih halus dan efisien.

Subsidi bensin premium dikurangi. Di satu sisi ini menambah ruang anggaran untuk infrastruktur. Di sisi lain, roda ekonomi semakin berat jalannya, karena harus ada penyesuaian harga dan multiplier effect di rantai suplai.

Subsidi elpiji 3 kg akan dikurangi. Di satu sisi, memang tetap masih lebih murah dibanding minyak tanah. Tapi berapa rumah tangga yang akan makin berat memenuhi kebutuhan gizi keluarganya? Dan berapa usaha sektor informal bidang makanan yang terpaksa menaikkan harga jualannya?

Subsidi kereta kelas ekonomi akan dicabut. Di satu sisi, yang kena dampak hanyalah beberapa rute jarak jauh dan itu sifatnya terbatas. Di sisi lain, kereta api sebagai satu moda transportasi yang reliable, jadi semakin tak terjangkau karena kelas yang paling murah saja masih relatif mahal harganya. Mobilitas rakyat pun sedikit banyak terganggu.

Belum lagi soal dihapuskannya Raskin (beras untuk rakyat miskin) dan naiknya tarif listrik 1300 W. Anggaran pendapatan dan belanja rumah tangga rakyat yang jadi sansaknya. Jadi, benarkah rakyat kecil yang dihajar duluan? Ataukah ini sekedar jamu yang pahit di awal tapi menyehatkan di akhir? Neoliberalis sedang berkuasa dan kita suka tak suka ya harus nrimo.

Monday, December 8, 2014

EBOLA, Eh BOhong LAgi

Judul diatas seperti twist yang ditunggu-tunggu. Virus yang merebak di 2014 ini memang memicu kekhawatiran global. Tapi tidak akan lucu jika dia diartikan berbeda.

Saya tidak terlalu percaya gambar berikut ini benar-benar orisinal. Semua orang juga bisa menulis jelek seperti tulisan anak SD. Atau mungkin memang yang menulis adalah anak SD, tapi didikte oleh orang dewasa?

Memang keteladanan itu sesuatu yang sulit diimplementasikan. Menjadi pemimpin, banyak yang bisa. Menjadi pemimpin sekaligus guru, tidak sembarang orang bisa. Jangan sampai anak-anak bangsa kita di masa depan menemukan bahwa sikap jelek tertentu identik dengan kedudukan tertentu pula.

Saturday, December 6, 2014

Muslim Dalam Pasukan Waffen-SS Nazi Jerman (picture)

Sejarah memberikan banyak hikmah untuk dipelajari. Sejarah manis, sejarah pahit, sama saja. 'Jasmerah' kata Soekarno. Belajar sejarah dapat menjadikan kita jadi orang yang lebih bijak. Orang yang mengetahui suatu hal lengkap dengan asal-usul dan latar belakangnya lebih baik dibanding yang hanya mengetahui kulitnya saja.

Dari apa yang kita pelajari, sejarah 70-80 tahun lalu bisa membuat kita berpikir apa yang akan terjadi mungkin 70-80 tahun mendatang. Itu bisa membantu kita untuk bersiap-siap, karena konstelasi dunia akan terus berubah. Jika 70-100 tahun lalu dapat terjadi dua kali perang dunia, maka konstelasi dunia dewasa ini mengindikasikan bahwa tidak tertutup kemungkinan bahwa dalam kurun 50-100 tahun akan ada perang lagi yang merubah perimbangan kekuatan di bumi ini.

Ini adalah salah satu bentuk keterlibatan dunia muslim dalam perang dunia II. Setelah runtuhnya khilafah Usmani, dunia Islam goyah dan lemah. Sebagian muslim dari Bosnia, Kroasia, Albania, bergabung dalam pasukan pro Nazi Jerman.

. . .

@ThislsAmazing: Muslim members of the Waffen-SS 13th division stop to pray ca. 1942 pic.twitter.com/joyoPUXxLy -- shared via UberSocial http://ubersocial.com

Bukan Urusan Saya, Semboyan Kerja

Perlukah presiden mengurusi segala hal? Semua yang terjadi di Indonesia harus dilaporkan ke Jokowi? Terus kapan kerjanya kalau presiden sudah diserbu segala macam permintaan yang kecil-kecil sifatnya.

Semakin tinggi kedudukan seseorang, maka semakin global masalah yang harus dia pecahkan. Seorang CEO misalnya, akan fokus memikirkan strategi bisnis. Tidak lagi misalnya mengurusi kebersihan dan keamanan.

Jadi semua harus dikembalikan ke proporsinya. Siapa mengurusi apa. Ada pembagian kerja yang jelas.

Tapi bolehkah seorang pemimpin bangsa mengucapkan "Bukan urusan saya" untuk tiap permasalahan anak bangsanya? Jiwa bijak negarawan mestinya memikirkan dampak dari ucapannya. Empati harus selalu ada, karena ketika pemimpin bicara sekalipun hanya di depan wartawan, ia sesungguhnya bicara kepada bangsanya sendiri.

Pemimpin itu mengayomi, tak egois. Sedikit merubah redaksi kata-katanya saja sudah mengubah persepsi yang mendengar.

Kamera CCTV Berbentuk Gantungan Baju

Militer USA sedang menyelidiki tindakan kriminal di kapal selam mereka. Toilet wanita di sebuah kapal selam ternyata dipasangi kamera. Akhirnya muncullah video kontroversial yang memancing reaksi publik.

Wanita ikut bekerja di kapal selam saja sudah aneh. Kalau ada tentara laki-laki yang iseng mengintip tentara wanita di kamar mandi, maka jadilah hal yang lumrah.

Tapi di Indonesia ternyata CCTV yang bisa dipakai untuk pengintaian (atau malah pengintipan) sudah beredar beraneka rupa. Malah ada yang bentuknya hampir tak bisa disadari kecuali oleh mata yang awas seperti dilaporkan oleh pengguna twitter di bawah ini.

Di sebuah situs belanja online, produk dengan nama Mini Clothes Hook with Pinhole Camera ini dihargai di bawah US$ 30. Bisa mengambil video dan suara dengan kualitas tinggi. Dibuat dari material yang kuat, dan katanya cocok untuk polisi/pengacara/wartawan. Mestinya ditambah dengan "orang iseng".

. . .

@berurinberurin: CCTV berbentuk gantungan baju. Hati2 utk muslimah saat sedang di mall/toilet/ruang ganti baju.. pic.twitter.com/rKMYj9OOpD -- shared via UberSocial http://ubersocial.com

Wednesday, December 3, 2014

KPK Berhasilkah?

Negara kita masih di peringkat 107 dalam hal indeks korupsi.

Kenapa? Kan sudah ada KPK?

Ternyata KPK baru sampai pada tahap membuktikan bahwa korupsi di Indonesia banyak sekali. Para pejabat negara memang banyak yang jadi koruptor.

Orang dibuat termangu, eh si orang terhormat ini ternyata hartanya dari korupsi. Orang dibuat berdecak kagum pada KPK karena dianggap berani menangkap petinggi negara atau selebriti politik. Festivalisasi, kata orang. Sekedar shock therapy.

Tapi KPK belum berprestasi apa-apa dalam mencegah korupsi. Adakah yang pernah dengar roadmap pencegahan dan penangkalan korupsi? Bagaimana sistem pengelolaan keuangan bisa dibuat setransparan dan seakuntabel mungkin.

Bagaimana agar pintu korupsi dipersempit sekecil mungkin. Dan akhirnya, bagaimana caranya agar publik yakin bahwa suatu project pemerintah bakal bebas dari korupsi. Bahwa anggaran penyelenggaraan negara ini tidak mungkin bisa dikorupsi.

Sudahkah para PNS kita dicuci otak agar membenci korupsi. Sudahkah budaya malu dikembangkan agar orang segan untuk melakukan penyimpangan prosedur. Sudahkah anak sekolah kita dididik di setiap jenjang untuk menabukan dan merasa jijik dengan perilaku korupsi.

KPK, mau dibawa kemana nasib pemberantasan korupsi di Indonesia?

Masih Perlukah Subsidi BBM Dicabut?

Alasan utama pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) adalah untuk mengefektifkan dan mengurangi pembebanan yang tidak perlu di APBN. Coba kita lihat fakta isi APBN-P 2014.
-Subsidi total sebesar Rp 403 Triliun, terdiri dari subsidi BBM Rp 246 Triliun, listrik 104 Triliun, non-energi 53 Triliun.
-Beban cicilan utang ke luar negeri, terdiri dari cicilan pokok Rp 248 Triliun, cicilan bunga Rp 135 Triliun. (Total hutang hingga September 2014 ada Rp 2602 Triliun)

Menurut saya sih, berhentilah berhutang atas nama negara. Inilah akibatnya jika tiap tahun harus berhutang dengan bunga yang tinggi sekali, coba hitung, hampir 50%. Rakyat kecil yang skala ekonominya jauh dari angka Triliunan jadi korban.

Alasan sampingan untuk mencabut subsidi BBM adalah untuk mencegah subsidi yang salah sasaran. Mestinya untuk rakyat kecil, kok malah lebih banyak orang kaya yang menikmati. Coba kita lihat beberapa data aktual ini.
-Menurut data BPH Migas 2013, pengguna BBM bersubsidi adalah 1% angkutan laut, 2% rumah tangga, 5% perikanan, 92% transportasi darat.
-Transportasi darat pengguna BBM tersubsidi terdiri dari sepeda motor 40%, mobil pribadi 53%, mobil barang 4%, bus 3%.
-Data Susenas 2010, pengguna BBM terdiri dari rakyat kelompok menengah bawah dan miskin 65%, menengah 27%, menengah atas 6%, kaya 2%.
-Data Korlantas Polri 2013, jumlah kendaraan di Indonesia ada 104 juta unit. Terdiri dari sepeda motor 83%, mobil penumpang 10%, mobil barang 5%, bus 2%, sisanya kendaraan khusus.

Lihatlah data diatas. Jumlah pengguna sepeda motor mewakili sekitar 80 juta penduduk. Subsidi BBM sebesar Rp 89 Triliun dinikmati oleh mereka. Disinilah basis menengah ke bawah.
Sedangkan pengguna mobil pribadi mewakili sekitar 10 juta penduduk. Subsidi BBM sebesar Rp 116 Triliun dinikmati oleh mereka. Disinilah basis menengah keatas.

Larang saja BBM bersubsidi untuk mobil. Atau ikuti saran Rizal Ramli menurunkan angka oktan BBM bersubsidi sebagai seleksi alam. Itu kalau memang mau subsidinya tepat sasaran. Jangan cari gampangnya saja.

Tuesday, December 2, 2014

Mengapa Selfie Menjerumuskan ke Penjara

Ternyata itu kaitannya dengan penggunaan frekuensi. Beberapa negara seperti Korea punya peraturan soal peralatan yang memancarkan gelombang elektromagnetik.

Yang jadi sorotan tentunya hanyalah tongsis yang punya remote controller menggunakan Bluetooth. Bluetooth itulah yang harus di-register. Jika tongsis menggunakan modul Bluetooth yang tak disertifikasi, maka sanksi hukum ancamannya.

SELFIE adalah "word of the year" tahun 2013 versi Oxford Dictionaries. Orang Korea dulu mengenalnya sebagai SELCA - self camera.