Thursday, August 28, 2014

Siapa Presiden RI 2019-2024?

Ini bukan ramal-meramal. Bukan memanas-manaskan sesuatu yang tak berguna karena masih lama. Ini soal bagaimana sejarah berjalan.

Kita tahu bahwa 5 tahun ke depan adalah eranya Jokowi. Dia menjanjikan kerja keras dan kabinet yang 'bekerja' semua. Tapi apakah itu menjamin dia akan tetap di posisi yang sama untuk masa kedua?

Saya lihat bahwa itu tergantung masyarakat kita. Mari bercermin pada era SBY. Apakah SBY punya prestasi menonjol? Pemerintahannya banyak dijuluki autopilot. Negara berjalan mengalir tanpa perlu banyak terobosan. Tiba-tiba sudah setahun, 2 tahun, 3 tahun. Indikator ekonomi stabil, alias diam di tempat. Dan begitupun tetap saja dia dipilih untuk masa kedua.

Saya masih melihat bahwa Jokowi akan menang lagi di 2019. Pasukan nasi bungkus atau apalah namanya kelompok yang mengaku idealis banget itu akan terbentuk lagi. Jargonnya mungkin akan berubah. Tapi Jokowi akan tetap diatas angin karena dia adalah kesayangan Barat dan media.

Ada syaratnya. JOKOWI tidak boleh melakukan sesuatu yang fatal yang merusak permanen reputasinya di media. Nafsu liberalisme kelompoknya mesti direm di level yang jinak. Jokowi mesti melanjutkan blusukannya sepanjang 5 tahun ke depan. Apapun kegagalan yang terjadi di pemerintahannya, akan terobati oleh ramuan 'politik citra wong cilik' itu.

Saturday, August 23, 2014

Anehnya Muslim Indonesia

Biarpun menjalankan rukun Islam yang lima, sebagian besar muslim di Indonesia sebenarnya masih teralienasi dari muslim lainnya di belahan bumi berbeda. Seolah muslim Indonesia seperti berada di planet yang berbeda. Pemberian atribut bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, mungkin sahih secara statistik. Tapi jika ditanya apakah semuanya benar muslim yang mukmin, bukan muslim kartu identitas belaka, maka jawabannya mungkin masih jauh. Apa saja faktor pembeda itu?

Pertama, muslim Indonesia merasa jauh secara fisik dan moral dari muslim di kawasan lain. Dengan muslim Malaysia saja sering bertengkar soal 'kacang' alias hal remeh, apa lagi dengan muslim di negara-negara yang lebih jauh. Tak ada urusanlah. Tak perlu urus pengungsi muslim akibat konflik di banyak negara lain. Urus saja muslim di negara sendiri, banyak yang masih kena busung lapar dan sebagainya. Bodoh sekali mau mengurus kesulitan muslim di Palestina, wong disini masih banyak orang susah.

Kedua, muslim Indonesia masih menganggap Islam budaya luar dan dibenturkan dengan budaya lokal. Masih banyak muslim Indonesia yang tidak bisa membedakan antara tuntunan Islam dengan budaya Arab. Menurut mereka jilbab budaya Arab, tak cocok di Indonesia, maka bisa diganti dengan kebaya. Sebaliknya segala jenis musik Arab diputar saat peringatan hari besar Islam, walaupun jelas tak ada tuntunannya. Islam adalah budaya luar, jadi harus berakulturasi dengan budaya lokal. Maka acara muludan, sekatenan, bahkan tahlilan di kuburan terus dilakukan sejak jaman Wali Songo hingga kini.

Ketiga, muslim Indonesia malu beridentitas Islam. Ini negara sekuler. Polisi, tentara wanita tidak boleh berkerudung, setidaknya sampai saat ini. Mereka malu berbusana yang menutup aurat di depan umum. Malu membawa kitab suci, malu bertukar ucapan salam pula. Bukan sekedar malu, tapi levelnya sudah mirip dengan takut. Jika bicara tentang Islam sedikit ancamannya berat, dicap fundamentalis, radikal, alqaida, isis. Maka sedemikianlah asingnya Islam di negara dengan jumlah penduduk ber-KTP Islam terbesar di dunia. Islam adalah alien disini.

Friday, August 22, 2014

Liberal Demokrat Memimpin RI Dalam 5 Tahun Kedepan

Demokrasi mensyaratkan kepemimpinan dipilih oleh suara terbanyak. Ketika setiap orang punya satu hak suara, maka pemimpin terpilih adalah hasil pilihan langsung seluruh rakyat. Tugas awal pemimpin adalah memenuhi ekspektasi para pemilihnya, dan BERDAMAI DENGAN RAKYAT YANG TIDAK MEMILIHNYA. Sadar tidak sadar, pemilihan presiden secara langsung adalah metode menentukan presiden lewat KONFLIK di level nasional. Masa setelah pilpres adalah masa rekonsiliasi kekuatan nasional yang sebelumnya bertentangan, bersaing, dan saling agitasi agar kembali fokus pada satu agenda bersama.

Rekonsiliasi sebenarnya hanya semacam gencatan senjata semata. Setelah presiden baru terpilih, dia harus menjalankan tugas bersama kelompok pendukungnya. Tidak selamanya program mereka benar dan tepat. Tetap harus ada pembanding yang terbuka dan kritis. Maka oposisi adalah keniscayaan kalau bukan kewajiban. Fungsinya untuk menjaga keseimbangan dan sebagai mekanisme pemeriksaan kebenaran, juga kendali mutu.

Jokowi dan JK adalah presiden dan wakil terpilih. PDIP, PKB, dan mungkin Golkar, PPP dan Demokrat adalah pengusung program Jokowi dalam penetapan anggaran dan undang-undang. Namun Gerindra, PAN dan PKS wajib menjadi oposannya. Tidak boleh ada TAWARAN dari pihak Jokowi agar ketiga partai itu bergabung dalam koalisinya. Tidak benar pula jika ketiga partai itu mengusulkan kader mereka, misalnya, masuk dalam kabinet Jokowi.

Masa 5 tahun ke depan, kabinet dan pendukungnya di parlemen dikuasai kelompok LIBERAL DEMOKRAT. Maka kelompok KONSERVATIF REPUBLIKAN yang jadi oposisinya. Jangan dicampur-campur lagi. Jika ada tukar-tukaran posisi, disitulah OPORTUNIS berada.

Kembali ke definisi awal, apakah ini artinya sebagian besar rakyat Indonesia penyokong liberalisme? Tentu saja. Sadar tidak sadar, apapun jargon idealis yang dipakai, mereka berpihak pada liberalisme. Liberalisme bukan sekedar sistem pasar bebas tanpa pemerataan sosial yang menguatkan. Liberalisme juga ada dalam pemikiran, ketika agama bukan lagi penuntun utama kehidupan. Liberal itu menuntut penyamaan derajat semua agama. Bahwa agama adalah pilihan bebas dan boleh dipertukarkan sesuai situasi pribadi.

Agama dalam liberal bukanlah candu. Agama dianggap sebagai pewarna hidup masyarakat yang bisa dikelola agar menguntungkan pemilik modal. Agama harus ditundukkan pada level yang sama dengan ras dan kecenderungan gender. Dua level di bawah kepentingan ekonomi. Satu level di bawah kepentingan nasional. Na'udzubillahi min dzalik.

Catatan dari Sebuah Kajian tentang Ziarah Kubur

1. Fardhu kifayah bagi laki-laki untuk mengantar jenazah ke kuburan. Jika sudah ada sebagian muslim yang mengantar, maka yang lain hukumnya jadi sunnah. Tapi diharamkan hukumnya (dosa besar) bagi perempuan untuk ikut mengantar.

2. Tentang ziarah kubur, hukumnya adalah sunnah bagi lelaki dan perempuan, untuk tujuan mengingat mati bagi diri sendiri. Lelaki boleh sering-sering ziarah kubur, namun perempuan sekali-sekali saja. Tidak boleh mengkhususkan untuk berziarah kubur di waktu tertentu atau ke kuburan tertentu saja, termasuk mengkhususkan ke kuburan orang tua misalnya, dengan tujuan nyekar menjelang hari raya.

Khawarijisme Bisa Dimanapun, Kapanpun

Sikap dan prinsip Khawarij bisa terbentuk dimanapun dan kapanpun. Di kala ada fanatisme berlebihan terhadap suatu pandangan, bertemu dengan kepentingan politik yang berseberangan, maka yang mengambil sikap keras atas dasar konservatifisme itulah yang jadi golongan khawarij-nya. Sikap itu didasari oleh keyakinan siapapun yang berseberangan maka darahnya halal tertumpahkan.

Inilah yang kita kuatirkan dari Islamic State (IS) di Syiria & Irak. Campur tangan Mossad dan CIA untuk membentuk sebuah kelompok boneka baru setelah Al-Qaeda, ditambah fanatisme politik buta dari sekelompok pejuang muslim, jadi bahan bakar baru konflik di tanah Arab.

IS takkan jadi besar. Khilafah Islam masih lama realisasinya, walaupun insya Allah pasti terwujud. Ini semacam test case bagaimana polarisasi yang terjadi jika nanti khilafah benar-benar berdiri.

Thursday, August 21, 2014

Scholes Khawatirkan Kejatuhan Man Utd, Beralasankah?

Wajar saja Paul Scholes, pemain yang setia bermain hanya di Manchester United sepanjang karirnya, berpendapat demikian. Man Utd yang sekarang bukan lagi seperti tim yang 15 bulan lalu jadi juara Liga Inggris. Meminjam pandangan Scholes lagi, tim di level teratas Liga Inggris adalah Man City dan Chelsea. Setingkat di bawahnya adalah Liverpool dan Arsenal. Man Utd bahkan masih lebih bawah lagi levelnya.

Tim seperti ini pula yang pada laga perdana liga Inggris musim ini, di Old Trafford pula, langsung menelan kekalahan dari tamunya, Swansea. Sistem yang dibawa Louis Van Gaal tidak selamanya cocok dimanapun dia berada. Mungkin dia bisa sukses di piala dunia, hingga rebut juara ketiga. Tapi di liga Inggris, tentu rumput dan anginnya tidak akan sama. Intinya, dia tetap butuh adaptasi dan penyesuaian cara pandang. Satu hal lagi yang dia butuhkan: WAKTU. Ini juga kendala David Moyes musim lalu.

Lalu apa saran Scholes untuk LVG? Minimal harus perkuat Man Utd dengan 5 tambahan pemain senior. Ya, SENIOR. Bukan sekedar talenta berpotensi untuk masa depan. Karena itulah dia menyarankan rekrutmen baru diantaranya: Xabi Alonso, Sami Khedira, Angel Di Maria, Raphael Varane, dan Mats Hummels. Saya sendiri tidak yakin Man Utd akan mendapatkan psmain baru setara mereka. Ed Woodward memang berusaha meyakinkan bahwa Man Utd punya uang yang siap dibelanjakan di pasar transfer. Tapi Man Utd seperti tak punya lagi gigi untuk mendatangkan pemain hebat. Dua bulan berlalu, dan hanya Marcos Rojo yang datang. Jendela transfer hanya seminggu lagi.

Kesan Awal Presiden Baru

Kini masanya adalah pembuktian Jokowi. Saya tidak begitu ingat apa saja janji beliau saat kampanye. Tapi mudah-mudahan apapun itu, terlaksana dan bermanfaat bagi rakyat.

Terlaksana saja tanpa hasil yang jelas tentu tidak cukup. Tapi apa lagi yang diharapkan rakyat? Bagi pembentukan opini, cukuplah suatu program dilaksanakan sebagai percontohan di beberapa lokasi. Lalu bawa media untuk pamerkan hasil positifnya. Maka keseluruhan program akan dianggap sebuah KESUKSESAN. Takkan dipermasalahkan soal implementasi dalam skala keseluruhannya. Urusannya sudah diserahkan ke pejabat level bawah. Kalau tak sukses tentu bukan salah Jokowi. Itu pasti salahnya si pejabat level bawah.

Monday, August 18, 2014

Louis van Gaal Butuh Waktu?

Ketika ditunjuk sebagai pelatih baru Manchester United, Louis Van Gaal masih menjabat pelatih tim nasional Belanda. Pertandingan piala dunia 2014 memberikan hasil sensasional. Pertandingan pertama, Belanda sukses menekuk juara bertahan Spanyol secara meyakinkan. Di ujung cerita, Belanda merebut juara ketiga setelah kalah dari Argentina dan menang atas Brazil.

Hasil diatas memberi harapan besar bagi fans MU. Begitu melepas posisi di timnas Oranye, LVG langsung tancap gas. MU sukses juara turnamen pemanasan di Amrik. Hasilnya pun fantastis. Tanpa kekalahan, bahkan sempat menaklukkan Real Madrid. Harapan semakin menebal.

Pertandingan pertama Liga Primer hanya menghadapi Swansea. Di Old Trafford pula. Dan MU kalah. Ada apa? David Moyes dimintai komentar tentang penggantinya menjawab bahwa LVG masih butuh waktu. Sama seperti dirinya ketika menggantikan Fergie tahun lalu. The Chosen One tentu senang dengan pencapaian The Proven One di laga perdana Liga Primer. 'Setidaknya saya tidak jelek-jelek amat dibanding LVG', mungkin begitu pikir Moyes. Setidaknya Moyes sempat menang di pertandingan pertama. LVG justru memulai kompetisi sesungguhnya dengan kekalahan. Siapa yang start-nya buruk kalau begitu?

Saya lihat, ini adalah era mundur untuk MU. Kemunduran selalu terjadi di masa transisi antara manajer hebat. Setelah era Busby, MU butuh sekitar satu-dua dekade untuk menguasai liga Inggris kembali. Setelah era Fergie, saya tidak yakin MU akan kembali bersinar dalam waktu dekat. Mungkin butuh waktu satu-dua dekade ke depan baru MU bangkit kembali. Itu pun kalau di masa depan sepakbola masih jadi olahraga primadona di Inggris. Terciptanya generasi seperti Busby Babes dan Class of '92 tidak akan bisa seketika.

Sunday, August 10, 2014

Kenapa Jalur Puncak Perlu Kereta

Daerah Puncak selalu macet di masa liburan. Jalur jalannya juga tidak dirancang untuk semakin lebar menampung limpahan kendaraan para 'pencari udara segar' dari Jakarta. Menurut saya, daripada memperlebar jalur kendaraan bermotor, lebih baik menambah ruang untuk jalur sepeda dan pedestrian. Mungkin jalur Puncak ini bisa lebih dinikmati oleh pesepeda downhill. Menuruni perbukitan sambil menikmati hamparan hijau kebun teh sepertinya nikmat. Jalur khusus pedestrian memungkinkan wisatawan menikmati jalur Puncak sambil jalan kaki. Sesuatu yang tak mungkin saat ini.

Puncak selama ini adalah kawasan wisata akhir pekan bagi kalangan bermobil dari kota besar di sekitarnya. Villa-villa dan restoran berserakan dimana-mana. Seharusnya Puncak diarahkan untuk wisata ekologi saja. Sayang sekali jika kawasan ini hanya jadi tempat pembuangan imigran dan pelaku kawin kontrak belaka. Wisata ekologi berarti wisata yang menghargai kelestarian hutan dan perkebunan yang sudah ada disana sejak lama. Hentikan bangunan baru dan kurangi keramaian kendaraan bermotor.

Karena itulah, lebih baik pemerintah atau swasta segera berinisiatif untuk membangun jalur transportasi utama yang baru untuk kawasan Puncak. Kereta wisata adalah pilihan terbaik. Mungkin bisa disambungkan dengan jalur kereta yang sudah ada. Mungkin jalur kereta utama bisa menghubungkan antara stasiun Bogor dengan Cipanas. KRL jadi feeder untuk penumpang menuju Puncak. Lalu jalur kereta tambahan menghubungkan Bandung dan Cianjur dengan Cipanas. Dan bisa pula dipikirkan jalur wisata alternatif dari Cipanas menuju Sukabumi. Akhirnya bisa diciptakan segitiga mobilitas wisatawan dengan Cipanas sebagai titik pusatnya. Cipanas mestinya tidak lagi hanya terkenal sebagai lokasi istana kepresidenan semata.

Jalur kereta itu seharusnya paralel dengan jalur kendaraan bermotor yang sudah ada. Menjangkau pintu gerbang semua objek wisata yang sudah ada seperti Taman Safari, Kebun Binatang Cisarua, Taman Matahari, Taman Bunga Nusantara, Cibodas, Taman Nasional Gede-Pangrango, perkebunan teh. Stasiun-stasiunnya harus ramah lingkungan dan terjangkau dengan jalan kaki dan kereta-kereta bisa menampung sepeda. Intinya, tidak mematikan bisnis yang sudah ada, namun mengurangi keramaian tambahan yang mungkin terjadi. Sebagai penguat, harus ada pula jalur tambahan yang menghubungkan stasiun-stasiun dengan objek wisata tertentu menggunakan trem ulang-alik maupun kereta gantung.

Setelah ini tidak perlu lagi ada sistem buka tutup lalu lintas di jalur Puncak. Biarkan pengguna kendaraan, mobil dan sepeda motor, beralih ke kereta secara alami.

Murtad itu Takdir, Takdir yang Buruk

Ada sebuah hadist yang lengkapnya adalah sebagai berikut:

Dari Syahr bin Hausyab, ia berkata: "Aku katakan kepada Ummu Salamah: Wahai Ummul mukminin, apakah doa Rasulullah SAW yang paling sering, apabila ada padamu? Ia berkata: doa beliau yang paling sering adalah: "Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbii 'Alaa Diinika" (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu)".

Ummu Salamah berkata: "Wahai Rasulullah, betapa sering anda berdoa: "Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbii 'Alaa Diinika" (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu)".

Beliau berkata: "Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan hatinya berada diantara dua jari diantara jari-jari Allah, barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan meluruskannya dan barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya."

Kemudian Mu'adz membaca ayat: "Ya Tuhan kami, jangan Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami." ( HR Tirmidzi, beliau berkata; hadits ini adalah hadits hasan)

Takdir Allah SWT yang menentukan apakah seorang manusia itu muslim atau kafir, husnul khatimah (mengakhiri hidup dengan baik) atau su'ul khatimah (mengakhiri hidup dengan buruk). Bahkan sudah jadi bagian dari penciptaan-Nya yang berpasang-pasangan. Allah berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 49:

"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah."

Maka ada hidup ada mati, ada tinggi ada rendah, ada besar ada kecil, ada baik ada buruk, ada pahala ada dosa, ada surga ada neraka. Semua ada ukurannya, dan semua ada tujuannya.

Jika ada mualaf (masuk ke dalam Islam), maka pasti ada pula murtad (keluar dari Islam). Ingatlah bahwa Allah SWT Maha Kuasa membolak-balik hati manusia, ada yang ditunjuki-Nya ke jalan yang lurus, ada pula yang dibelokkan ke jalan kesesatan.

Lihatlah fenomena pemurtadan saat ini. Betapa mudah seseorang itu melepaskan imannya hanya karena keuntungan materi yang sedikit, atau karena sentimen negatif yang membuta, seperti contoh seorang wanita yang bertengkar dengan suaminya, lalu bercerai dan melepas kerudungnya, dan tiba-tiba pindah agama membawa sanak keluarganya. Semua bermula dari kebencian kepada manusia, lalu berujung ke kebencian pada agama. Tidak perlulah dia memberikan pembenaran atas sikapnya, seolah-olah dia merasa lebih tenang dan tentram dalam agama barunya. Sebenarnya dia sedang dibutakan untuk menjaga ego dan keuntungan materinya. Katakan saja dia disesatkan oleh Allah SWT ke jalan kekafiran. Naudzubillah min dzalik.

Ada pula muslimah yang menyenangi lawan jenis, namun berbeda agama. Dilarang orang tuanya yang tidak menginginkan pernikahan beda agama. Namun yang terjadi selanjutnya, justru si muslimah menjadi murtad, agar bisa seagama dengan pacarnya, agar bisa menikah secara resmi dengan baik-baik dan direstui orang tua. Bagi mereka mungkin restu orang tua lebih penting daripada iman. Tak usahlah bilang semua agama sama. Seolah-olah pindah agama adalah urusan gampang, segampang pindah rumah.

Sudah jelas bahwa agama di sisi Allah SWT hanya Islam. Sudah jelas bahwa Islam itu tinggi dan tidak ada agama yang mengalahkan ketinggian Islam. Kalau misionaris bilang bahwa "Kita menyembah Tuhan yang sama, percaya bahwa Yesus adalah nabi juga, mengapa tidak bisa sejajar", mungkin bisa coba katakan kepada mereka: "Tuhannya mungkin sama, tapi apa benar kalian tidak mempertuhankan pula Yesus? Apa benar kalian meyakini Muhammad SAW sebagai nabi?". Jika jawabannya YA, maka lebih baik mereka berdoa agar diberi petunjuk ke jalan yang lurus.

Tuesday, August 5, 2014

Menanti (Presiden Baru) Jokowi Dengan Skeptis

Saya tidak suka Jokowi, tidak suka Prabowo. Saya tidak pilih dua-duanya di Pilpres 2014. Siapa yang menang? Not my business lah. Banyak yang bilang, mereka pilih si ini dan si itu karena alasan-alasan yang idealis. Menurut saya, idealisme itu hanya jika apa yang calon mereka lakukan, katakan, contohkan, konsisten dan integral. Kalau hanya kelihatan sederhana dan Islami saat kampanye semata, itu tukang tipu namanya.

Sekarang Jokowi hampir pasti jadi Presiden baru. Kecuali Allah SWT berkehendak lain. Apakah saya pesimis? Tidak. Saya tidak berharap hal buruk terjadi di era rezim Jokowi. Saya hanya skeptis. Tidak teryakinkan bahwa Indonesia akan lebih baik setelah dipimpin Jokowi.

Banyak yang memilih Jokowi karena merasa dialah pilihan ideal. Menurut saya, mereka "akhirnya pilih Jokowi" lebih karena pandangan liberal yang telah mengalahkan logika mereka. Liberalisme bertopeng idealisme? Wallahu a'lam.

Apakah Jokowi akan menyembuhkan kecanduan bangsa ini akan korupsi? Kita bisa lihat dari bagaimana dia menajamkan fungsi KPK. Hanya dua pertanyaan retoris dari saya: 1) Apakah Jokowi akan memberi target waktu kepada KPK, lalu membubarkannya setelah tercapai batas waktunya, dan memberi sanksi kepada pimpinan KPK jika gagal? 2) Apakah Jokowi akan menitikberatkan upaya proteksi dan pecegahan korupsi dibanding sekedar festivalisasi penangkapan koruptor ecek-ecek? Saya hanya menerima jawaban YA saja.

Apakah Jokowi akan mampu menggerus penyakit kemiskinan yang tak pernah turun dengan signifikan di masa SBY? Lihat saja efektifitas anggaran yang dia poskan untuk pengentasan kemiskinan.

Apakah Jokowi akan mampu menyediakan infrastruktur yang memastikan keberlangsungan dan kualitas manusia Indonesia serta kelancaran mobilitasnya? Lihat saja apakah proyek-proyek transportasi akan berjalan lancar dan efisien ketika nanti dia berkuasa.

Apakah asset nasional dan sumber daya alam akan semakin terkuras? Lihat saja apakah BUMN kita makin jadi sapi perahan atau tidak. Lihat juga apakah share keuntungan hasil tambang tetap dikuasai mayoritas perusahaan asing atau tidak.

Apakah umat Islam dan kepentingan umat Islam akan dimarjinalkan oleh rezim Jokowi? Kekuatan politik liberal menang di 2014 dan akan berkuasa menentukan arah kebijakan publik hingga 2019. Terimalah itu sebagai fakta: bahwa liberalisme lebih disukai rakyat Indonesia, sadar atau tidak sadar. Tidak ada tempat untuk Islam selain pemanis kampanye belaka.

Sunday, August 3, 2014

Apa yang Dicari Perantau Asal Kota Bengkulu, Saat Mudik?

Orang Bengkulu yang merantau ke tempat lain, misalnya Jakarta, umumnya akan merindukan beberapa ikon kota asalnya. Ini hal umum yang terjadi pada perantau dari manapun. Lalu apa yang dikunjungi oleh perantau asal Bengkulu saat pulang kampung?

1. Pantai Panjangggggggggggggggggg............
Pantainya memang panjang, berkilo-kilometer. Umumnya dibagi menjadi 2 zona: zona rekreasi dan zona nelayan. Di zona nelayan bisa dijumpai banyak perahu nelayan dan gubuk-gubuk penjual ikan, terutama ikan asin. Di zona rekreasi, kebanyakan penghuninya adalah pedagang kelapa muda yang menguasai lahan pantainya masing-masing dan nyaris menutupi hampir sepanjang bibir pantai, serta bisnis seafood dan permainan air seperti banana boat.
Kebersihan adalah kekhawatiran utama mengingat masih buruknya kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihan. Sampah adalah kesan pertama yang akan dijumpai sejak pertama memarkir kendaraan di tepi jalan hingga berjalan diatas pasir menyisir tepi lautan. Tak ada gunanya memaki pemerintah lokal karena mereka sepertinya juga tak punya ide bagaimana mengelola lokasi wisata sebagaimana seharusnya. Dengan korupsi terstruktur yang sudah mendarah daging di daerah yang PNS-sentris seperti Bengkulu ini, tak aneh melihat pembangunan fisik di satu tahun akan diikuti kerusakan parah di tahun berikutnya.
Sementara itu, pantai akan terus tergerus oleh abrasi. Bibir pantai semakin tipis, jauh lebih tipis dari yang saya ingat sekitar 20 tahun lalu. Jangan berkunjung ke pantai ini saat masa libur lebaran, kecuali Anda memang menyukai keramaian tak tentu arah. Di luar masa liburan, Anda akan bisa lebih menikmati keindahan pantai ini, di pagi dan sore hari. Kita bisa pula menyisir pantai ini dari ujung ke ujung dengan kendaraan, lokasi jalan beraspal hanya maksimal 100 meter saja jauhnya dari tepi lautan.

2. Danau Dendam Tak Sudah
Ini adalah danau buatan Belanda. Nama aslinya De Daam, namun dengan keluguan bangsa kita di masa lalu, ditambah kegenitan untuk mengaitkannya dengan cerita-cerita fiktif pengantar tidur, jadilah namanya seperti sekarang. Sayangnya akses utama ke danau ini hanyalah di satu sisi yang panjangnya mungkin hanya sekitar 200-300 meter saja. Tambahan lagi, sepanjang tepi danau yang bisa diakses ini hampir keseluruhannya sudah tertutupi oleh pondok-pondok kecil milik pedagang kelapa muda (lagi!!). Sebenarnya ada akses lain ke tepi danau ini yang masih alami, belum dibangun apapun. Namun, saking alaminya, kita pun harus melewati jalanan kampung yang masih buruk. Saya pun belum pernah melewatinya. Sayang sekali, kemampuan masyarakat, apalagi pemerintah lokal, dalam mengolah apa yang dimiliki memang masih buruk, jika tidak boleh dibilang 'memalukan'. Ini adalah danau buatan, sekali lagi, BUATAN. Jadi mestinya sedikit rekayasa kecantikan bisa dilakukan untuk membuat danau ini lebih ramah wisatawan. Tapi, untuk membuat jogging track mengitari danau ini saja mungkin mereka belum terpikir. Sementara itu, eceng gondok akan terus menjadi musuh yang mengintai untuk menutupi permukaan airnya, mematikan kecantikannya.

3. Benteng Fort Marlborough
Yang selalu dibanggakan oleh orang Bengkulu adalah sejarah masa lalu saat pernah dijajah oleh petualang Eropa. Inggris pernah menguasai Bengkulu (serta semenanjung Malaya). Namun di saat bersamaan, Belanda menguasai hampir keseluruhan pulau Sumatera (kecuali Bengkulu tentunya), dan pulau kecil bernama Singapura. Untuk memudahkan operasi bisnis mereka, maka kedua petualang ini pun membuat perjanjian bersejarah, tukar guling Bengkulu dengan Singapura. Maka Belanda akhirnya menguasai keseluruhan pulau Sumatera, sedangkan Inggris menguasai Malaya dan pulau Singapura sebagai basis pelabuhannya. Banyak orang Bengkulu berandai-andai, jika masih dijajah Inggris, Bengkulu mungkin sudah semaju Singapura sekarang, jadi anggota organisasi Persemakmuran pula. Sebuah impian palsu mengingat rendahnya mutu SDM mereka sejak kemerdekaan 1945.

Benteng ini cukup besar, berisi beberapa kuburan, barak-barak, ruang-ruang penjara, terowongan dan meriam-meriam. Dari puncak benteng ini kita bisa melihat laut dengan pandangan yang lepas tanpa halangan, termasuk perahu-perahu nelayan yang bersandar di pelabuhan perikanan Tapak Paderi.

4. Masjid Jamik Bengkulu
Keunikan utama masjid ini menurut hemat saya hanya pada sejarahnya yang dirancang oleh salah satu insinyur teknik sipil angkatan pertama di Indonesia: Ir. Soekarno. Saat ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Bengkulu, Bung Karno bukan sekedar dipenjara dalam sel-sel dingin benteng Marlborough. Beliau masih diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal, bahkan menikahi perempuan asli Bengkulu, Fatmawati. Bukan hanya itu, beliau juga membantu pembangunan masjid jami' yang letaknya di pusat kota itu.

Saat ini, masjid jamik Bengkulu berada di tengah-tengah persimpangan jalan yang menghubungkan kawasan Simpang Lima/jalan Suprapto dengan Kampung Bali dan Fort Marlborough. Ukurannya mungkin cukup besar untuk ukuran masa lalu, namun sudah kalah oleh Masjid Raya dan Masjid Akbar Bengkulu di masa kini.

5. Kawasan Belanja Oleh-oleh Anggut
Letaknya diantara Simpang Lima dan lokasi wisata Rumah Peninggalan Bung Karno. Sejak dulu, LEMPUK adalah oleh-oleh andalan dari Bengkulu. Dodol yang terbuat dari campuran buah durian ini tidak terlalu khas Bengkulu sebenarnya. Makanan dengan nama sama bisa dijumpai di Palembang, Jambi, bahkan sebagian Kalimantan. Kebanyakan makanan yang dijual sebagai oleh-oleh adalah juga produk khas daerah lain, misalnya kerupuk dan kemplang Palembang. Begitu pula tekwan, pempek, kue baytat, manisan terong. Mungkin keripik Beledang yang lebih khas Bengkulu.
Batik Besurek adalah produk garmen khas Bengkulu. Sesuai namanya, Batik ini punya kekhasan dalam motif yang cenderung membentuk huruf Arab.

6. Tradisi Tabot
Menjelang tahun baru penanggalan Hijriah (1 Muharram), mulai muncul persiapan-persiapan menjelang perayaan upacara Tabot. Konon ceritanya tradisi ini dibawa oleh imigran dari Irak, dan merupakan peringatan atas terbunuhnya dua cucu Rasulullah SAW dalam tragedi yang dikenal sebagai peristiwa Karbala. Di masa kini, tradisi berbau Syiah ini justru dilestarikan oleh pemerintah daerah Bengkulu mengingat tidak banyaknya agenda tradisi budaya yang dimiliki warga lokal. Tabot direpresentasikan oleh bentuk-bentuk tugu berhias yang diarak keliling kota, dipajang, lalu dibuang ke rawa-rawa di daerah yang juga dinamai 'KARBELA' di tengah kota Bengkulu.

Friday, August 1, 2014

Menanti Akhirnya Israel, Yahudi, Sejauh yang Kita Pahami

Serangan Israel ke Gaza sudah memakan lebih dari 1000 nyawa warga Palestina. Mungkin banyak yang bertanya, jika Israel terus-terusan menyerang, akankah bangsa Palestina lenyap dari muka bumi?

Tidak secepat itu. Mungkin akan lebih banyak dan lebih banyak lagi anak-anak bangsa Palestina yang berguguran jadi korban keganasan bangsa Yahudi, tapi kisah pembersihan bangsa Yahudi di akhir zaman oleh pasukan Khalifah Al-Mahdi sudah diprediksikan oleh beberapa hadits Rasulullah SAW.

Lalu apakah orang Yahudi tidak mengetahui adanya hadits prediksi masa depan mereka itu? Tentu mereka tahu. Mereka juga punya sumber-sumber yang memprediksi hal yang sama. Namun kembali lagi, prediksi itu belum jelas kapan terjadinya, mungkin masih lama. Faktor lainnya, mereka tahu bahwa mereka hanya bisa dihancurkan oleh pasukan Islam yang punya derajat keimanan yang tinggi, yang senantiasa dinaungi ridho dari Allah SWT, senantiasa dekat dengan-Nya, penuh disiplin, semangat dan etos keislaman.

Kita tahu bahwa orang Palestina tidak semuanya muslim yang taat. Bahkan juga tidak semuanya muslim. Jadi pasukan Khalifah Al-Mahdi di akhir zaman nanti kiranya adalah gabungan pemuda Islam dari banyak bangsa yang ruhnya telah diisi kecintaan penuh kepada Allah SWT, bukan hedonisme seperti sekarang. Jalan masih panjang.

Ramadhan 1453H di Seputar Kampong Glam, Singapore

Beberapa gambar yang merekam suatu hari di bulan Ramadhan 2014, di seputar Haji Lane, Masjid Sultan, Kampong Glam, Bugis, Singapore.

Singapore Botanic Garden, Dalam Gambar

Baik dari sekitar Orchard Road mapun kawasan Bugis, Botanical Garden bisa dijangkau dengan bis. Turun di depan rumah sakit Gleneagles lalu menyebrangi jalan. Lokasi ini gratis dan favorit untuk berolahraga maupun sekedar menghirup udara segar hutan dalam kota. Taman Anggreknya bagus dan terawat sangat baik.

Berkunjung ke Garden by the Bay, Singapore

Saat merencanakan daftar tempat untuk dikunjungi di Singapura, istri saya mengusulkan Garden by the Bay. Mengapa? Karena beliau pencinta bunga dan Singapura sepertinya menyediakan sarana wisata yang menyentuh semua kecenderungan minat wisatawan. Apalagi kalau bukan karena uang yang melimpah dan harapan akan return on investment yang cerah pula.

Jadilah saat itu tiba, kami berangkat dari stasiun MRT Bugis. Karena pengetahuan yang minim, kami mengikuti saja peta jalur MRT yang ada. Pertama-tama naik kereta jurusan Joo Koon, turun di stasiun City Hall. Lalu naik jurusan Marina Bay, turun di Marina Bay. Lalu ikuti petunjuk yang menurut saya masih berkelok-kelok, naik turun eskalator, hingga sampai di kereta menuju stasiun Bayfront. Saya bilang 'berkelok-kelok' karena jalur ini masih baru, dan ternyata oh ternyata, jalur ini bisa shortcut ke stasiun Bugis!!

Turun di Bayfront, ikuti jalur ke kanan yang cukup panjang dan lega hingga sampai ke tangga kearah kiri. Ternyata untuk sampai ke permukaan tanah (iyalah, stasiun MRT ya dibawah tanah), ada dua pilihan: naik tangga (cuma satu-satunya) atau naik lift (juga cuma satu-satunya). Namanya juga stasiun baru, infrastruktur mungkin masih dalam tahap pembangunan, tapi sudah boleh dipakai untuk mereka yang ingin ke Garden by the Bay maupun Marina Bay Sands, dan cukup membantu para turis.

Waktu terbaik untuk kesini adalah siang hari, agar kita bisa selesaikan kedua wahana (flower dome dan cloud forest) tepat sore hari. Berkunjung di malam hari tidak menghasilkan view yang cukup terang untuk pemotretan. Ngapain juga nonton bunga dan hutan di malam hari?! Di malam hari, suasana justru lebih menyenangkan di luar, langit bermandi cahaya dari kasino, sky walk, singapore flyer, bersantai di tepi sungai. Banyak pula yang bersepeda atau sekedar berjalan-jalan.

Pulangnya, barulah kami sadar bahwa ada jalur MRT baru yang melayani langsung antara Bayfront dan Bugis. Lebih cepat, hanya 2 stops.