Tuesday, November 18, 2014

IKEA Alam Sutera dan IKEA Tampines dan IKEA Damansara

Sekedar corat-coret sekilas kunjungan ke toko milik IKEA di tiga negara bertetangga.

1. IKEA Alam Sutera lokasinya di luar kota Jakarta, tepatnya Tangerang, propinsi Banten. Menuju kesana, salah satu rutenya adalah melewati jalan tol dalam kota lanjut ke tol arah Merak, exit di pintu tol Kunciran/Alam Sutera. Sementara IKEA Tampines lokasinya juga cukup jauh dari pusat kota Singapura (asumsi pusat kotanya kawasan Orchard ya, hehe) dan salah satu rutenya juga melewati highway. IKEA Damansara berlokasi di Petaling Jaya, negara bagian Selangor dan dapat pula diakses melewati jalan tol. Sepertinya manajemen IKEA global memang punya konsep sendiri mengenai penempatan lokasi disamping tujuan ekonomis seperti penghematan dengan mencari lokasi yang cukup lega secara ukuran maupun secara bujet.

2. IKEA Alam Sutera relatif butuh waktu untuk dijangkau menggunakan transportasi umum. Dalam catatan saya, rute angkot maupun bus dari arah Jakarta (Agra, Mayasari, dll) hanya sampai di bunderan Alam Sutera. Memang sudah tersedia free shuttle Suteraloop yang menghubungkan gerai IKEA dengan Mall Alam Sutera dan bunderan Alam Sutera, yang mana ada di kawasan real estate yang sama. Menurut saya ini masih bisa ditingkatkan, karena jika ingin memudahkan orang dari arah Jakarta kesana, mereka bisa menyediakan free shuttle ke stasiun KRL terdekat, misalnya stasiun Serpong. Yang mau ke IKEA Alam Sutera dari Jakarta tentu saat ini masih lebih nyaman membawa kendaraan pribadi atau naik taxi. Dibanding IKEA Tampines, perbedaannya sedikit saja. Disana disediakan FREE shuttle bus sebagai penghubung antara gerai dengan stasiun MRT maupun terminal bus terdekat. Kombinasi antara naik MRT disambung menumpang free shuttle jelas lebih baik dan lebih hijau. Disamping mengunjungi IKEA Tampines, konsumen bisa sekaligus berkunjung ke GIANT dan COURTS Megastore karena bersebelahan. Sementara itu IKEA Damansara bisa diakses dari Kuala Lumpur dengan bus maupun LRT. Jika menggunakan LRT, kita bisa menaiki free shuttle bus yang tersedia di salah satu stasiun menuju Ikano Power Center yang memang satu kompleks dengan IKEA dan Tesco.

3. Memasuki toko raksasa IKEA Alam Sutera, kita akan diarahkan untuk naik ke lantai atas mengunjungi showroom terlebih dahulu. Konsumen akan disuguhi tampilan interior semisal ruang keluarga, dapur dan ruang makan, kamar tidur maupun toilet, lengkap dengan segala produk jualan IKEA yang ditata rapi. Konsumen bisa melihat bagaimana perabot-perabot dipadupadankan dan ditempatkan pada posisi yang seharusnya. Cukup membantu bagi yang tidak tahu bagaimana menata interior rumah. Konsep yang sama juga kita dapati di IKEA Tampines maupun Damansara. Setelah lelah mencoba, menyentuh, memandangi tatanan interior yang dipamerkan di showroom, kita akan diberi pilihan: mau mampir dulu ke restoran, atau lanjut ke lantai bawah memilih barang yang akan dibeli di rak-rak ruangan berkonsep warehouse lalu menyelesaikan urusan di kasir. Nah, kalaupun ada keluhan, itu sebatas ibu-ibu yang biasa belanja di Singapura atau Malaysia yang tidak menemukan barang yang sama di Indonesia. Artinya, soal kelengkapan produk, IKEA Alam Sutera masih bisa ditingkatkan agar lebih lengkap dari IKEA Tampines atau IKEA Damansara.

4. Banyak sekali pengunjungnya IKEA Alam Sutera ini. Mungkin karena masih baru, masih jadi trending topic. Akibatnya, tentu lebih susah untuk menikmati kebebasan memilih barang disana. Gerainya dibuat sedemikian rupa agar konsumen mengikuti alur belanja yang sudah ditentukan dan melewati semua zona kelompok produk yang ditawarkan. Jika kita teringat barang di zona sebelumnya yang sepertinya menarik dan menjelang sampai di kasir kita jadi kepikiran untuk membelinya, butuh usaha ekstra untuk berbalik arah menembus arus pengunjung yang mengalir di jalur belanja. Pengunjung IKEA Alam Sutera sangat ramai terutama di hari libur. Kesannya jadi lebih sesak dan petugas kebersihan jadi harus bekerja keras pula. IKEA Tampines ataupun IKEA Damansara pun punya desain alur belanja yang nyaris sama persis. IKEA telah menempatkan dirinya bukan saja sebagai gerai swalayan furnitur besar, tapi juga obyek wisata belanja tampaknya.

Posting terkait: http://retakgading.blogspot.com/2014/11/apa-di-balik-nama-produk-ikea.html?m=1


No comments:

Post a Comment