Thursday, May 29, 2014

Korupsi yang Didukung Rakyat

Jika orde lama dan orde baru dikecualikan, maka setelah reformasi bangsa Indonesia baru mengalami 4 kali pemilihan umum. Jumlah partai peserta pemilu semakin mengerucut, dari awalnya 48 menjadi hanya sekitar 12 saja terakhir ini. Rekor keberhasilan pembangunan butuh perhitungan yang komprehensif karena faktornya banyak. Tapi rekor pencapaian korupsi sepertinya lebih sederhana dan bisa dibuat indeksnya lebih cepat. Setidaknya bisa dibaca dari artikel ini:

http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/58049/pdip-dan-golkar-partai-kader-terkorup

http://thewhynotcorner.blogspot.com/2014/01/politisi-korup-dan-elektabilitas-partai.html

Bahkan analisanya bisa digabungkan dengan tingkat elektabilitas tiap partai dalam pemilu. Partai 5 besar di pemilu 2014 adalah juga pemilik indeks korupsi tertinggi. Apakah ini tandanya rakyat merestui korupsi? Apakah pencitraan bisa mengaburkan gambaran kebocoran? Apakah demi kesejahteraan dan tujuan-tujuan lebih besar maka korupsi bisa ditolerir? Apakah upaya pemberantasan oleh KPK selama ini hanyalah pertunjukan hiburan bagi rakyat semata-mata agar lembaga yang mulanya hanya temporary ini berubah jadi lembaga permanen? Terlalu banyak pertanyaan dan terlalu sedikit jawabannya.

Sholat Syuruq dan Sholat Dhuha

Pasti banyak diantara muslim yang pernah mendengar atau sudah terbiasa mengerjakan sholat dhuha. Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu antara sesudah terbitnya matahari (sekitar 15 menit sesudah terbit) hingga menjelang tergelincirnya matahari (sekitar 15 menit sebelum adzan zhuhur). Ustad Yusuf Mansur pernah menyelenggarakan gerakan dhuha nasional untuk memasyarakatkan keutamaan sholat ini.

Sedangkan sholat syuruq, mungkin banyak orang yang belum begitu familiar. Hadits yang terkenal mengenai sholat syuruq ini adalah sebuah hadits riwayat Al-Tirmidzi, yang dihasankan oleh Al-Albani dalam al-Misykah, no. 971:
"Siapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah sehingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali)."

Dengan mendasarkan pada hadits diatas, maka sholat syuruq sebenarnya adalah sholat dhuha yang dikerjakan di awal waktu dan harus memenuhi syarat tertentu: sebelumnya sudah mengerjakan Shalat Shubuh berjama'ah lebih dahulu, lalu tetap berada di tempat ia shalat (tidak berpindah dari tempat shalatnya), lalu waktunya diisi dengan dzikir (bukan membicarakan urusan duniawi atau menyakiti orang), masih dalam keadaan suci, sampai terbit matahari, dan baru kemudian mengerjakan shalat dua rakaat syuruq.

Bagaimana jika ada salah satu syarat diatas yang tidak terpenuhi? Ulama mengajarkan untuk langsung sholat dhuha saja, dan  lebih baik menunggu hingga matahari sudah agak panas. Berikut adalah hadits tentang waktu utama mengerjakan sholat dhuha:
"Shalat Awwabin adalah apabila anak onta sudah merasa kepanasan di waktu Dhuha." (HR. Muslim)

Tuesday, May 27, 2014

Sweet Home 3D untuk yang Mendadak Jadi Arsitek




Bagi para arsitek 'dadakan' yang tentu saja masih terlalu amatir, aplikasi Sweet Home 3D mungkin bisa dicoba karena menunya yang simple dan 'no nonsense'. Aplikasi ini bisa dipakai untuk merancang rumah, ruangan-ruangan, dan penataan interiornya. Aplikasi ini menyediakan cukup banyak model perabotan, dari pintu dan jendela hingga piring dan vas bunga. Setelah ditata, langsung bisa dilihat bentuknya secara 3D dengan 2 mode favorit: aerial view dan virtual visit.
 
Aplikasi ini free dan open source, secara rutin menyediakan update model perabotan. Bravo juga untuk developernya yang telah membuat aplikasi yang "sederhana tapi kaya" ini. Jika ingin mencoba, silakan download aplikasi dan model-modelnya lewat link ini:

http://www.sweethome3d.com/
 
Enjoy...!!


Juara tak Terduga

Pada kejuaraan piala Thomas dan Uber minggu lalu, sebenarnya tim Indonesia ditargetkan cukup tinggi. Tim Uber ditargetkan masuk final dan tim Thomas targetnya juara. Namun apa daya, tim Uber hanya sampai perempat final, tim Thomas hanya sampai semi final. Ternyata harapan yang digantung tinggi tidak akan mudah tercapai jika kapasitas dan kualitas masih pas-pasan.

Tim Uber kita dikalahkan oleh tim tuan rumah India yang memang punya kualitas di sektor tunggal. Tim kita seolah menganggap remeh India yang memang jarang jadi kekuatan dunia. Padahal jika mau berkaca di rangking dunia, pemain India levelnya lebih bagus. Intinya, meremehkan adalah kebiasaan buruk yang tidak pantas dilakukan oleh tim yang katanya kelas dunia.

Tim Thomas kita ditaklukkan oleh Malaysia, yang awalnya memang hanya pasang target hingga semi final. Padahal Malaysia punya pemain tunggal utama yang masih nomor satu dunia. Indonesia punya pemain ganda juara dunia, tapi ternyata mentalnya masih buruk. Mereka tidak bisa diharapkan untuk mencuri poin setelah tim tertinggal dari kekalahan tunggal pertama. Intinya, mental yang labil akan mudah digoyahkan oleh semangat nothing to loose. Malaysia nothing to loose karena mereka memang sudah mencapai target: maju sampai semi final.

Yang luar biasa adalah Jepang. Tim Uber Jepang masih belum mampu imbangi Tiongkok di final. Tapi tim Thomas mereka bisa kalahkan Tiongkok di semi final lalu kalahkan Malaysia di final. Selain faktor kualitas pelatihan mereka, ini juga cermin dari kesabaran mereka membina generasi muda. Potensi pemain muda mereka terus bermunculan, bahkan pemain yang sebelumnya hanya juara yunior langsung bisa bermain dan berperan penting di tim seniornya. Strategi pelan namun pasti berhasil mendobrak kekuatan tradisional yang hanya mengandalkan nama besar di masa lalu. Bravo!!

Sunday, May 25, 2014

(Siapa yang Tidak) Generalis atau Spesialis

Diskusi tentang metode kerja karyawan sering menyentuh satu topik: seberapa luas lingkup pekerjaan maupun pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukannya. Ketika seorang lulusan fakultas kedokteran baru saja memperoleh gelar dokternya, maka dia bisa bekerja sebagai General Practitioner (dokter umum). Setelah beberapa tahun kemudian, dengan pendidikan lanjutan dan pengalaman tambahan, dia bisa menjadi seorang dokter spesialis.

Di perusahaan, umumnya seorang karyawan memulai dari level bawah sebagai spesialis: spesialis komputer, spesialis akuntansi biaya, spesialis pembelian barang. Seiring bertambahnya pengalaman dan program pelatihan yang disediakan, mungkin dia akan berpindah menjadi generalis sedikit demi sedikit: supervisor, general manager, direktur utama. Tidak ada yang perlu dipertentangkan antara generalis dengan spesialis. Generalis perlu tahu banyak hal meskipun hanya kulitnya saja. Spesialis perlu tahu beberapa hal spesifik dan membedah keahliannya hingga masalah yang terperinci. Semua dibutuhkan, bahkan jika perlu menjadi Versatilis: punya spesialisasi tertentu, namun bisa menyesuaikan diri jika dibutuhkan di lingkup kerja yang ada di luar spesialisasinya. Inilah yang agaknya lebih dibutuhkan: kemampuan penyesuaian diri.

Berikut sedikit cerita tentang pedagang makanan yang terlalu 'fasih' akan spesialisasinya:

Penjual: "Silakan duduk Mas. Mau pesan apa?"
Pembeli: "Emang jualan apa aja?"
Penjual: "Ada lele goreng, bawal goreng, nasi goreng, ayam goreng, ayam bakar."
Pembeli: "Saya ayam bakar aja deh, satu."
Penjual: "Ayamnya dada apa paha Mas?"
Pembeli: "Paha aja deh."
Penjual: "Paha kiri apa paha kanan?"
Pembeli: (???) "Yang KANAN aja Mas, biar sopan."     *kalem

Saturday, May 24, 2014

Menunggu Kehadiran Titipan

Kita tentu banyak mendengar kisah pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun namun belum juga dikaruniai anak, persis seperti apa yang penulis alami. Gabungan keprihatinan dan perjuangan untuk bersabar. Menikah sudah menggenapkan separo agama kita menjadi sempurna, itulah yang disunnahkan Rasulullah SAW. Tapi dengan punya anak, hidup berumah tangga menjadi lebih lengkap, dan kelangsungan keturunan yang jadi naluri manusia pun tercapai. Itulah yang selalu diharap-harapkan.

Seorang teman bercerita: "Ada sepasang suami istri, sudah lama menikah, tidak juga punya anak. Singkat cerita, pada suatu titik, si istri jenuh dan lalu dekat dengan pria lain. Mereka berselingkuh, dan yang sangat mengejutkan, si perempuan ini hamil. Akhirnya pasutri ini bercerai. Si mantan istri lalu menikah dengan selingkuhannya dan akhirnya punya anak. Si mantan suami pun lalu menikah dengan perempuan lain.... dan tak lama kemudian mereka pun juga punya anak." Aneh bukan?

Seorang teman lain bercerita: "Ada sepasang suami istri, setelah sekian tahun tetap saja belum punya anak. Akhirnya mereka bercerai. Masing-masing dari mereka kemudian menikah lagi dengan wanita dan pria lain. Pada akhirnya kedua pasangan baru ini juga sama, tidak memperoleh keturunan. Dan singkat cerita, kedua pasangan ini pun satu-persatu bercerai. Si mantan suami dan mantan istri di awal cerita, akhirnya hidup sendiri-sendiri." Tragis.

Untuk kami maupun pasutri lain yang bertahun-tahun menantikan buah hati, hiburlah pasangan masing-masing dengan kesabaran. Mungkin yang tersisa setelah sekian banyak usaha adalah kepasrahan. Bahwa hidup sebenar-benarnya adalah sarana ibadah; harta dan anak, adalah sebagian sarananya. Lebih mendasar bagi kita untuk semakin dekat dengan Yang Maha Pemurah semasa hidup, sebelum pada akhirnya kita memang harus kembali menghadap ke pengadilan-Nya nanti.

Thursday, May 22, 2014

Makanan Terhidang vs Sholat Jamaah


Bujangdumai.blogspot.com

Salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah bahwa jika kebetulan makanan selesai dimasak dan terhidang di depan kita bersamaan dengan panggilan sholat (azan), maka sebaiknya mendahulukan untuk menyantap makanan tersebut lebih dahulu. Baru kemudian menyusul untuk sholat berjamaah di masjid (bagi laki-laki).

Ini adalah salah satu ajaran indah dari sang Qur'an berjalan (Rasulullah SAW). Kalau istri baru selesai kerja keras di dapur memasakkan makan malam untuk suami, makanan pun dihidangkan di meja makan, lalu terdengar azan Isya misalnya, si suami hendaknya mendahulukan makan malam lebih dahulu. Hormati upaya sang istri. Nikmati dan puji makanannya. Setelah cukup, barulah bersegera untuk sholat di masjid. Jika sudah terlambat dan imam sudah selesai salam, silakan sholat sendiri di masjid, atau membentuk jamaah sholat baru.

Ini adalah salah satu sunnah penggugur dari sunnah lainnya, yaitu diharuskannya laki-laki muslim untuk sholat fardhu lima waktu dengan berjamaah di masjid. Tentu saja kondisi yang melandasinya adalah ketidaksengajaan. Bukan disengaja untuk menghidangkan makanan pas bersamaan dengan waktu azan. Jika disengaja seperti ini, atau bahkan dirutinkan, tentu saja pelaksanaan sunnahnya tidak diterima.
Allah SWT Maha Tahu isi hati terdalam hamba-hamba-Nya.