Thursday, May 29, 2014

Sholat Syuruq dan Sholat Dhuha

Pasti banyak diantara muslim yang pernah mendengar atau sudah terbiasa mengerjakan sholat dhuha. Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu antara sesudah terbitnya matahari (sekitar 15 menit sesudah terbit) hingga menjelang tergelincirnya matahari (sekitar 15 menit sebelum adzan zhuhur). Ustad Yusuf Mansur pernah menyelenggarakan gerakan dhuha nasional untuk memasyarakatkan keutamaan sholat ini.

Sedangkan sholat syuruq, mungkin banyak orang yang belum begitu familiar. Hadits yang terkenal mengenai sholat syuruq ini adalah sebuah hadits riwayat Al-Tirmidzi, yang dihasankan oleh Al-Albani dalam al-Misykah, no. 971:
"Siapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Allah sehingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali)."

Dengan mendasarkan pada hadits diatas, maka sholat syuruq sebenarnya adalah sholat dhuha yang dikerjakan di awal waktu dan harus memenuhi syarat tertentu: sebelumnya sudah mengerjakan Shalat Shubuh berjama'ah lebih dahulu, lalu tetap berada di tempat ia shalat (tidak berpindah dari tempat shalatnya), lalu waktunya diisi dengan dzikir (bukan membicarakan urusan duniawi atau menyakiti orang), masih dalam keadaan suci, sampai terbit matahari, dan baru kemudian mengerjakan shalat dua rakaat syuruq.

Bagaimana jika ada salah satu syarat diatas yang tidak terpenuhi? Ulama mengajarkan untuk langsung sholat dhuha saja, dan  lebih baik menunggu hingga matahari sudah agak panas. Berikut adalah hadits tentang waktu utama mengerjakan sholat dhuha:
"Shalat Awwabin adalah apabila anak onta sudah merasa kepanasan di waktu Dhuha." (HR. Muslim)

No comments:

Post a Comment