Saturday, May 24, 2014

Menunggu Kehadiran Titipan

Kita tentu banyak mendengar kisah pasangan yang sudah menikah bertahun-tahun namun belum juga dikaruniai anak, persis seperti apa yang penulis alami. Gabungan keprihatinan dan perjuangan untuk bersabar. Menikah sudah menggenapkan separo agama kita menjadi sempurna, itulah yang disunnahkan Rasulullah SAW. Tapi dengan punya anak, hidup berumah tangga menjadi lebih lengkap, dan kelangsungan keturunan yang jadi naluri manusia pun tercapai. Itulah yang selalu diharap-harapkan.

Seorang teman bercerita: "Ada sepasang suami istri, sudah lama menikah, tidak juga punya anak. Singkat cerita, pada suatu titik, si istri jenuh dan lalu dekat dengan pria lain. Mereka berselingkuh, dan yang sangat mengejutkan, si perempuan ini hamil. Akhirnya pasutri ini bercerai. Si mantan istri lalu menikah dengan selingkuhannya dan akhirnya punya anak. Si mantan suami pun lalu menikah dengan perempuan lain.... dan tak lama kemudian mereka pun juga punya anak." Aneh bukan?

Seorang teman lain bercerita: "Ada sepasang suami istri, setelah sekian tahun tetap saja belum punya anak. Akhirnya mereka bercerai. Masing-masing dari mereka kemudian menikah lagi dengan wanita dan pria lain. Pada akhirnya kedua pasangan baru ini juga sama, tidak memperoleh keturunan. Dan singkat cerita, kedua pasangan ini pun satu-persatu bercerai. Si mantan suami dan mantan istri di awal cerita, akhirnya hidup sendiri-sendiri." Tragis.

Untuk kami maupun pasutri lain yang bertahun-tahun menantikan buah hati, hiburlah pasangan masing-masing dengan kesabaran. Mungkin yang tersisa setelah sekian banyak usaha adalah kepasrahan. Bahwa hidup sebenar-benarnya adalah sarana ibadah; harta dan anak, adalah sebagian sarananya. Lebih mendasar bagi kita untuk semakin dekat dengan Yang Maha Pemurah semasa hidup, sebelum pada akhirnya kita memang harus kembali menghadap ke pengadilan-Nya nanti.

No comments:

Post a Comment