Sunday, August 10, 2014

Kenapa Jalur Puncak Perlu Kereta

Daerah Puncak selalu macet di masa liburan. Jalur jalannya juga tidak dirancang untuk semakin lebar menampung limpahan kendaraan para 'pencari udara segar' dari Jakarta. Menurut saya, daripada memperlebar jalur kendaraan bermotor, lebih baik menambah ruang untuk jalur sepeda dan pedestrian. Mungkin jalur Puncak ini bisa lebih dinikmati oleh pesepeda downhill. Menuruni perbukitan sambil menikmati hamparan hijau kebun teh sepertinya nikmat. Jalur khusus pedestrian memungkinkan wisatawan menikmati jalur Puncak sambil jalan kaki. Sesuatu yang tak mungkin saat ini.

Puncak selama ini adalah kawasan wisata akhir pekan bagi kalangan bermobil dari kota besar di sekitarnya. Villa-villa dan restoran berserakan dimana-mana. Seharusnya Puncak diarahkan untuk wisata ekologi saja. Sayang sekali jika kawasan ini hanya jadi tempat pembuangan imigran dan pelaku kawin kontrak belaka. Wisata ekologi berarti wisata yang menghargai kelestarian hutan dan perkebunan yang sudah ada disana sejak lama. Hentikan bangunan baru dan kurangi keramaian kendaraan bermotor.

Karena itulah, lebih baik pemerintah atau swasta segera berinisiatif untuk membangun jalur transportasi utama yang baru untuk kawasan Puncak. Kereta wisata adalah pilihan terbaik. Mungkin bisa disambungkan dengan jalur kereta yang sudah ada. Mungkin jalur kereta utama bisa menghubungkan antara stasiun Bogor dengan Cipanas. KRL jadi feeder untuk penumpang menuju Puncak. Lalu jalur kereta tambahan menghubungkan Bandung dan Cianjur dengan Cipanas. Dan bisa pula dipikirkan jalur wisata alternatif dari Cipanas menuju Sukabumi. Akhirnya bisa diciptakan segitiga mobilitas wisatawan dengan Cipanas sebagai titik pusatnya. Cipanas mestinya tidak lagi hanya terkenal sebagai lokasi istana kepresidenan semata.

Jalur kereta itu seharusnya paralel dengan jalur kendaraan bermotor yang sudah ada. Menjangkau pintu gerbang semua objek wisata yang sudah ada seperti Taman Safari, Kebun Binatang Cisarua, Taman Matahari, Taman Bunga Nusantara, Cibodas, Taman Nasional Gede-Pangrango, perkebunan teh. Stasiun-stasiunnya harus ramah lingkungan dan terjangkau dengan jalan kaki dan kereta-kereta bisa menampung sepeda. Intinya, tidak mematikan bisnis yang sudah ada, namun mengurangi keramaian tambahan yang mungkin terjadi. Sebagai penguat, harus ada pula jalur tambahan yang menghubungkan stasiun-stasiun dengan objek wisata tertentu menggunakan trem ulang-alik maupun kereta gantung.

Setelah ini tidak perlu lagi ada sistem buka tutup lalu lintas di jalur Puncak. Biarkan pengguna kendaraan, mobil dan sepeda motor, beralih ke kereta secara alami.

No comments:

Post a Comment