Filipina: pemain naturalisasi mereka lebih tepat sasaran, merata di semua lini, menutupi lubang yang tak bisa ditambal dengan pemain produk lokal. Pemain naturalisasi kita, berlebih di depan, lemah di semua posisi lainnya. Asal comot.
Thailand: konsisten di posisi elit ASEAN, sudah biasa di level Asia. Skill rata-rata pemain mereka diatas pemain kita. Ini memang soal bakat. Orang Thai jago main bola, orang Indo jago koar-koar doang. Bakat harus diasah, jangan malah disia-siakan seperti yang biasanya kita lakukan.
Vietnam: simbol keuletan dan masih terus berkembang. Tak butuh pemain naturalisasi, mereka pede mengasah bakat lokal saja. Pelan-pelan mereka naik ke level Asia di tingkat junior. Di kita, bakat besar hanya kelihatan bagus di awal. Lalu meredup karena sistem pelatihan yang buruk.
Malaysia: punya liga yang stabil, mampu membuktikan bahwa orang melayu juga pintar main bola. Bandingkan dengan kita, berapa banyak pemain timnas dari Sumatera?
Singapura: tidak butuh ribuan pulau dan ratusan juta penduduk untuk membangun satu timnas. Bakat yang ada saja yang diasah dengan terarah. Sementara di ekosistem kita, ratusan juta penduduk tidak sebelas pun yang benar-benar menggigit permainannya. Mau ditambah penduduknya jadi setengah milyar pun tetap gak ngaruh.
Timor Leste: pisah dari Indonesia membuat maju sepakbolanya.
No comments:
Post a Comment