Dengan tambahan 6 pemain baru, Manchester United memperbarui kapasitas mereka dalam mengarungi liga primer musim ini. Radamel Falcao menyegarkan pilihan di barisan depan setelah dilepasnya Danny Welbeck dan Javier Hernandez. Angel Di Maria, Ander Herrera, dan Daley Blind menambah energi di lini tengah yang tak berdaya setelah lewatnya era Ryan Giggs, Paul Scholes, Shinji Kagawa, dan Nani. Sementara di belakang, lemahnya pertahanan Man Utd setelah memudarnya era Rio Ferdinand, Nemanja Vidic, dan Patrice Evra, sedikit diobati dengan kedatangan Luke Shaw dan Marcos Rojo.
Namun Louis Van Gaal harus cukup cerdas untuk mengakomodasi kebutuhan para bintang baru untuk membuktikan diri di satu sisi, dan keberadaan para bintang lama seperti Wayne Rooney, Robin Van Persie, Michael Carrick, Antonio Valencia, Ashley Young, Adnan Januzaj, Phil Jones, Chris Smalling, Johnny Evans, Rafael Da Silva. Keputusan-keputusan berat harus diambil LVG sepanjang musim ini.
Salah satu formasi yang ramai dibicarakan di masa lalu adalah formasi pohon cemara yang dipopulerkan oleh Carlo Ancelotti di AC Milan. Format 4-3-2-1 menempatkan 4 orang bek di belakang dan 3 gelandang di depan para bek. Salah satu kombinasinya adalah Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Massimo Ambrosini. Di depan adalah 2 gelandang serang, biasanya diisi Kaka dan Clarence Seedorf. Sedangkan di puncak pohon ada Andriy Shevchenko. Hasilnya adalah sebuah tim unik yang sangat disegani di liga serie A maupun kompetisi Eropa.
Cocokkah formasi pohon cemara untuk Man Utd masa kini? Bisa jadi, mengingat mereka punya bahan bakar untuk itu. Di belakang, posisi back-four bisa diisi oleh Rafael, Evans, Rojo, Shaw. Ditengah, ada Di Maria, Blind, dan Herrera. Di depan gelandang, ada Van Persie dan Rooney. Lalu di ujung paling depan ada Falcao.
Akankah pilihan formasi ini cukup ampuh? LVG mungkin akan sering gonta-ganti formasi. Tapi formasi pohon cemara ini layak dicoba suatu saat. Menurut Anda?
No comments:
Post a Comment