Setelah trending dengan istilah ter-Jonru dan ter-Jonan, kini nama lain mencuat: ter-Tedjo. Pernyataannya yang sangat arif bijaksana telah memancing reaksi yang kurang menguntungkan dari publik yang sedang larut dalam histeria #SaveKPK. Ini sebenarnya histeria fans artifisial yang dibentuk oleh media, karena sudah mirip sandiwara topeng yang diperankan pejabat negara, dipentaskan gratis, dibiayai APBN, dan disiarkan secara live pula.
Meskipun menurut media asing pamor Jokowi telah menurun hanya dalam 100 hari, para pembantu terdekatnya tetap yakin bahwa semua kekisruhan ini bukan karena kesalahan Jokowi. Bahkan analis mengisyaratkan bahwa kepentingan partai politik penyokongnya, serta permainan penguasa lama, sebagai faktor pemanas utama.
No comments:
Post a Comment