Seluruh dunia mengutuk pembantaian yang terjadi di kantor redaksi majalah Charlie Hebdo. Tak ketinggalan pula pemimpin Yahudi Israel mengambil kesempatan untuk mengutuk kebiadaban itu. Meskipun ada pula yang mengatakan bahwa peristiwa itu adalah rekayasa intelijen, mari kita coba singkirkan dulu semua.
Muslim Eropa terus berkembang secara signifikan akhir-akhir ini. Tercatat setidaknya ada 4,5 juta muslim di Jerman, 2,5 juta di Perancis, 2 juta di Inggris, 1 juta di Italia. Belum termasuk 16 juta muslim asli Rusia, dan jutaan lainnya di Bosnia dan Albania. Setelah kekhalifahan Islam di Andalusia Spanyol diusir secara biadab oleh penguasa lokal, secara damai ratusan tahun kemudian bibit-bibit umat Islam tersemai kembali.
Ini tentu kembali membangkitkan semangat reconquesta lama bangsa asli Eropa. Tercatat berkali-kali terjadi serangan terhadap masjid-masjid. Juga segala macam pembatasan terkait cara berpakaian maupun makanan serta hak sosial politik lainnya.
Pendiskreditan adalah salah satu alternatif yang dilakukan diam-diam untuk mengerem laju penyebaran syiar agama ini. Charlie Hebdo memilih untuk menggunakan naluri alamiahnya saat menghina agama ini. Tapi jangan lupa, intelijen yang berkuasa di Eropa maupun seluruh dunia, punya taktiknya sendiri. CIA sendiri yang mengatakan bahwa dalam 10-20 tahun ke depan kekhalifahan Islam akan berdiri kembali. Maka mereka tentu melakukan simulasi terhadap segala kemungkinan untuk mematikannya sebelum terlambat.
Dakwah Islam tidak boleh mati di Eropa hanya karena segolongan ultra-nasionalis yang mengatakan "tanah Eropa untuk bangsa Eropa". Para cendekiawan seperti Prof. Tariq Ramadhan tentu harus bekerja lebih keras lagi menjelaskan Islam dan keeropaan dalam konteksnya saat ini. Maka roda dakwah bisa diharapkan terus berputar meskipun banyak kerikil di sepanjang jalannya. Pembantaian Charlie Hebdo adalah batu besar di tengah jalan yang pasti akan membuat roda agak goyah terhuyung-huyung. Tapi dengan kestabilan yang bisa dijaga dengan sikap sabar dan berserah diri, peristiwa ini akan jadi memori kecil dibanding apa yang akan terjadi puluhan tahun mendatang.
Sementara itu, individu-individu sholeh akan terus menyusuri jalanan Eropa, membawa rahmat bagi manusia di sekelilingnya.
No comments:
Post a Comment