Monday, January 26, 2015

KPK vs Polri Menarik, Tapi Nasib Freeport Lebih Menarik

Banyak kultwit di medsos yang sudah menjabarkan dugaan ini. Bahwa konflik yang seolah-olah sangat panas antara dua lembaga penegak hukum kita sebenarnya adalah pengalihan isu. Dari apa? Dari isu yang sangat prinsipil tentang kedaulatan republik kita.

Freeport itu akan habis izin operasi tambangnya pada tahun 2021. Pembicaraan tentang perpanjangan kontrak terkendala oleh aturan baru dari pemerintahan SBY, bahwa mereka harus membangun smelter di dalam negeri, dan hanya hasil dari smelter itulah yang boleh diekspor. Freeport ini aslinya adalah perusahaan kecil di USA sana. Namun jadi raksasa setelah memiliki tambang di Papua.

Yang mengesalkan adalah, Freeport baru bisa memenuhi kewajibannya di detik-detik terakhir saja. Itupun baru sekedar komitmen dana 40 T untuk smelter yang sedang direncanakan berdiri diatas tanah Petrokimia Gresik, Jawa Timur. Jadi mereka mengeruk tanah berisi emas di Papua, lalu dikirim lewat TOL LAUT-nya Jokowi #eh, lalu diproses jadi emas murni di Gresik. Pintar sekali. Pantas Lukas Enembe murka. Emas Papua dibawa ke tanah Jawa lalu dikirim ke USA sana.

Padahal semua pihak sudah berharap agar kontrak karya Freeport di Papua cukuplah sampai 2021 saja. Kemudian serahkan hak penambangan disana kepada perusahaan lokal seperti Antam atau BUMN/BUMD apapun namanya. Lho kok ini malah diberi keleluasaan hingga 2041. Piye mbah??

Alasannya karena Freeport menghidupi ribuan karyawan yang berasal dari warga Papua. Jika operasi mereka dihentikan, maka akan makin banyak pengangguran di Papua. Padahal jika BUMN tambang kita yang ambil alih, mereka pasti akan dipekerjakan kembali. Pengangguran sama sekali bukan alasan. Kita bisa menangani tambang itu secara padat karya juga kok.

Jadi mereka menciptakan alasan-alasan tak nyata untuk mempertahankan kekuasaan USA di Papua. Alasan lainnya adalah soal return on investment yang belum tercapai. Saya cenderung tak percaya itu. Mereka sudah puluhan tahun mengeruk bumi disana, tujuan awalnya untuk menambang tembaga, tapi hasil sampingannya banyak sekali, termasuk emas dan (gosipnya) uranium. Dan profit sharing pemerintah RI pun sangat kecil, dan mereka disubsidi cost recovery pula. Masihkah bilang tak untung??

No comments:

Post a Comment