Saat gencar-gencarnya PKS dicerca oleh kaum sekuler liberal, kader banteng dan lain-lain, SAPI jadi kata hinaan bahkan headline-nya. LHI pun akhirnya jadi seperti tumbal untuk kesalahan yang hanya asumsi belaka. Betapa tidak, dia tidak terbukti menerima uang dari si makelar tukang tipu Fathonah, tidak terbukti bahwa negara dirugikan sepeserpun, dan tidak ada kebijakan impor yang berubah. Lalu dia dapat hukuman penjara belasan tahun hanya karena kenal Fathonah, menikahi istri kedua dari keturunan Pashtun, dan punya mobil mahal.
LHI bisa diibaratkan Anwar Ibrahim-nya Indonesia. Memang dia bukan seorang calon presiden seperti Jokowi, dan belum sekelas dengan DSAI sendiri, tapi dia hanyalah pemimpin partai yang sedang menggenjot mesin politiknya untuk makin berpengaruh di parlemen dan jadi kekuatan Islam terbesar. PKS pun tercemar pamornya, gagal bersinar lebih terang di Pemilu 2014.
Setelah PKS 'dihabisi' gara-gara SAPI Australia yang kuota impornya tidak pernah berubah gara-gara PKS, apa yang terjadi? Rezim baru kitalah yang justru membuka kuota impor baru untuk SAPI yang juga dari negeri kangguru itu. Tidak ada yang menggugat, karena rezim baru ini memang sekuler liberal. Golongan inilah penguasa riil negeri kita.
No comments:
Post a Comment