Di Australia, sejak 2003, mulai ada gerakan masyarakat untuk makin menghargai tetangga. "NEIGHBOUR DAY" diadakan tiap tahun, pada hari Minggu terakhir di bulan Maret. Biasanya acaranya tidak jauh dari kumpul-kumpul bersama tetangga dekat, barbekyu-an, minum teh, kopi, atau nge-bir. Tentu saja acara semacam ini dibungkus tujuan mulia untuk menguatkan komunitas dan membangun hubungan yang lebuh baik dengan orang-orang yang tinggalnya berdekatan. Lebih jauh, dengan acara ini diharapkan komunitas juga lebih peduli dan memberi perlindungan yang lebih baik bagi warga lanjut usia, warga yang posisinya lemah, maupun orang-orang berkebutuhan khusus.
Perayaan serupa juga diadakan di negara tetangganya, Selandia Baru. Selandia Baru menekankan pada motto merubah jalanan menjadi lingkungan bertetangga, mengubah orang asing jadi teman, dan merubah jalanan Selandia Baru secara umum menjadi lingkungan pemukiman yang aman.
Tapi sebenarnya acara seperti ini sudah lebih dahulu diselenggarakan di Eropa, yaitu sejak tahun 2000, dan inilah yang mempengaruhi acara serupa di negara-negara lain termasuk AU/NZ. Sementara itu, di Singapore, acara GOOD NEIGHBOUR'S DAY mulai diadakan dengan tujuan menyegarkan kembali semangat kampong, dan mengembangkan pendidikan dalam komunitas.
Bagaimana dengan Indonesia? Semangat kekeluargaan antar tetangga masih hidup dan tumbuh subur di pedesaan maupun kota-kota kecil. Namun sebaliknya, mulai gersang di kota-kota besar. Saling kunjung-mengunjungi, ngobrol, masak bersama, saling mengantarkan makanan, gotong-royong, itulah semangat kebersamaan versi Indonesia.
Menurut Islam, kita diwajibkan berbuat baik kepada siapapun, termasuk tetangga. Allah SWT berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa: 36)
Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya” (HR. Bukhari 5589, Muslim 70)
Saking pentingnya tetangga, Rasulullah SAW juga bersabda:
"Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris” (HR. Bukhari 6014, Muslim 2625)
Bahkan mengganggu tetangga bisa digolongkan sebagai dosa besar. Ada seorang sahabat berkata:
"'Wahai Rasulullah, si Fulanah sering shalat malam dan puasa. Namun lisannya pernah menyakiti tetangganya'. Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak ada kebaikan padanya, ia di neraka’” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak 7385, dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih Adabil Mufrad 88)
Kita dianjurkan bersedekah kepada tetangga yang membutuhkan. Rasulullah SAW bersabda:
"Bukan mukmin, orang yang kenyang perutnya sedang tetangga sebelahnya kelaparan” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra 18108, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 149)
Beliau juga bersabda:
"Jika engkau memasak sayur, perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah keluarga tetanggamu, berikanlah sebagiannya kepada mereka dengan cara yang baik” (HR. Muslim 4766)
No comments:
Post a Comment