Saya kira setelah Hosni Mobarak tumbang, Mesir akan berkembang jadi negara demokratis yang lebih baik. Saya kira setelah Mobarak dipenjara, Mesir akan menikmati angin segar, Arab Spring katanya. Saya kira setelah Ikhwanul Muslimin berkuasa, mereka bisa mengakomodasi semua golongan di negeri keturunannya Firaun itu. Saya kira Ikhwanul Muslimin yang menang secara demokratis, akan dibiarkan berkuasa dan menjalankan pemerintahannya.
Ternyata bangsa Mesir bukan cuma diisi oleh IM. Bangsa Mesir juga ada Salafy, nasionalis, liberalis. Semua punya isi kepala masing-masing. IM tidak disukai oposisinya, maka oposisi berdemo didukung sekutu Baratnya. Saat kekacauan mencapai puncak, militer memotong di tengah jalan. Hap!! Al-Sisi jadi pemimpin kudeta, penerus junta Mobarak, Sadat, Nasser.
IM melawan dengan demo besar-besaran, apa daya mereka tak berkuasa melawan kekuatan yang sudah berkuasa di Mesir puluhan tahun. Pemimpin IM diberangus, dan diberi hukuman mati massal. Lucu sekali Mesir ini. Namun, Tragis sekali nasib IM. Setelah pendiri mereka, Hassan Al Banna, dibunuh karena bahayanya bagi rezim militer kala itu, kini Mohammad Morsi juga dipenjara tak tentu nasibnya.
IM dulu adalah salah satu yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Mudah-mudahan pemerintah Indonesia tidak perlu membalasnya dengan mengakui pula kekuasaan junta tukang kudeta. Kapan Mobarak divonisnya?
No comments:
Post a Comment