Laga Belanda vs Spanyol menggambarkan menurunnya kehebatan sang juara bertahan. Tikitaka tak lagi menakutkan bagi tim besar lainnya. Apalagi bagi yang punya dendam seperti Belanda. Van Gaal dan Kluivert terlihat serius dengan pena dan catatannya sepanjang laga.
Skuat Belanda sebenarnya berisi pemain-pemain yang masih sedikit caps di timnas. Hanya trio di depan yang sudah jelas senior, van Persie, Sneijder, dan Robben. Sisanya meragukan, bahkan jarang terdengar. Namun dengan para alumni akademi Ajax dan Feyenoord inilah mereka menekuk lutut lawan yang 4 tahun lalu mengalahkan mereka di final.
Sementara itu, Spanyol penuh bintang televisi. Namun kemunduran Barcelona musim ini sepertinya mempengaruhi ritme Spanyol yang terbiasa dengan kerangka Barca. Xavi dan Iniesta sudah di akhir masa emas. Begitu pula Alonso dan Silva. Tidak ada yang terlalu salah dengan Spanyol. Hanya gagal mesin.
Masih ada peluang lolos bagi Spanyol dari fase grup. Masih banyak halangan bagi Belanda untuk maju terlalu jauh mengulangi final 4 tahun lalu. Another final? And another runner up medal for Dutch? Masih jauh. Belanda akan terus jadi tim 'penasaran'. Berkali-kali ke final tanpa pernah jadi juara.
Gol pertama van Persie adalah kejutan yang indah. Blind, si pengumpan, sebenarnya mengarahkan bola lambung untuk disambut dengan tendangan voli langsung. Namun van Persie justru melakukan tandukan voli sambil menjatuhkan diri, jauh diatas jangkauan Casillas. Superb. Casillas banyak termenung di babak kedua. Tentu karena tambahan 4 gol termasuk satu gol akibat penguasaan backpass yang buruk sekali. Termasuk pula harus jatuh bangun terseret-seret dikecoh Robben. Dia masih memperlihatkan kelasnya sebagai kiper internasional, namun posisinya di klub yang tergeser jelas sangat mempengaruhi. Hampir pasti ini kejuaraan piala dunianya yang terakhir. Ataukah kemarin juga penampilannya yang terakhir di timnas???
No comments:
Post a Comment