Saturday, June 21, 2014

Perlukah Pengajaran Pemrograman Komputer di Sekolah?

Di Amrik, banyak pihak berinisiatif menjadikan CODING sebagai bagian dari summer camp bagi anak-anak dan remaja. Di Inggris, pemerintah berencana menjadikan Coding sebagai salah satu mata pelajaran sekolah dasar maupun menengah. Indonesia?

Coding adalah satu fase dalam pemrograman komputer. Biasanya pemrograman diawali dengan persiapan berupa alur logika yang akan dijalankan oleh si program nantinya. Dari alur logika ini akan dihasilkan rancangan urutan instruksi yang kemudian diimpelementasikan ke dalam kode-kode yang bisa dipahami mesin/komputer. Jadi Coding pada dasarnya adalah pengalihbahasaan dari bahasa manusia menjadi bahasa komputer.

Bahasa assembly adalah bahasa mesin paling dasar. Umumnya bahasa assembly mengartikan instruksi-instruksi diatas kertas atau dalam kepala si programmer menjadi urutan bilangan biner, 0 dan/atau 1. Satu instruksi akan berarti satu rangkaian beberapa angka 0 dan 1. Jika ada banyak instruksi, maka makin banyak urutan angka 0 dan 1. Sulitnya translasi 'bahasa manusia' dari dan ke bahasa assembly menambah sulitnya membuat program dengan bahasa assembly secara umum.

Maka bahasa pemrograman pun dikembangkan lebih jauh agar lebih mudah dipahami oleh programmer. Muncul bahasa yang lebih "friendly " seperti FORTRAN, COBOL, PASCAL. Lalu BASIC, C++, ASP, PHP, Java, SQL pun bermunculan.. Makin banyak jalan bagi manusia untuk berkomunikasi dan memerintah mesin. SAP yang merupakan sistem pengolahan informasi bisnis skala global pun mengembangkan sendiri SQL menjadi ABAP yang jadi 'bahasa pemrograman resmi'-nya.

Perlukah bahasa jenis baru ini diajarkan di sekolah? Alasan  yang mendukung adalah karena di abad digital, kemampuan coding adalah profesi yang bergengsi. Bekerja di perusahaan IT atau mendirikan software house independen menjanjikan pendapatan yang menggiurkan. Alasan yang menolak, terutama di sekolah dasar, adalah karena fokus pendidikan dasar lebih ke kemampuan verbal dalam bahasa yang dikuasai manusia lain di lingkungannya maupun bahasa yang dikuasai kebanyakan warga dunia. Tambahan pelajaran eksakta dikhawatirkan menambah beban berpikir anak didik.

Dalam pandangan saya, alasan paling tepat untuk memasukkan coding/programming di sekolah dasar maupun menengah adalah untuk mengembangkan kemampuan bernalar secara logis dan jelas. Kita ingin output yang dihasilkan berupa manusia yang punya pola pikir yang runtut dan jernih. Mengikuti logika bahasa komputer yang sudah exact dapat mengurangi kebiasaan berpikir yang melenceng dari logika. Kebiasaan membuat program yang terstruktur rapi dapat membantu manusia mengolah dan mempresentasikan pemikirannya secara terstruktur pula.

Pelajaran coding harus diberikan dalam atmosfer bermain dengan tujuan bermain pula. Misal: membuat program Game yang bisa dimainkan teman sebayanya. Menggunakan sarana bermain seperti Lego maupun robot yang memberikan efek fun sekaligus respon fisik untuk meng-counter semakin berkurangnya kegiatan jasmaniah anak-anak masa kini. Dalam pemrograman tiap programmer akan menghadapi masalah dan tantangan di tiap fase. Efek yang diharapkan tidak lain adalah kemampuan problem solving dan kreatifitas yang terbuka lebar.

No comments:

Post a Comment