Pemilihan presiden adalah satu contoh KONFLIK NASIONAL yang SENGAJA DICIPTAKAN dalam rangka memilih pemimpin. Apakah ini sisi negatif dari demokrasi?
Dalam pemilihan kepala suku Indian biasanya yang dipilih adalah yang paling baik perangainya, yang paling banyak berbakti untuk sukunya, dan paling pandai berburu. Jadi kemampuan berburu dikompetisikan pula untuk menentukan siapakah yang layak jadi pemimpin. Adakah konflik dalam memilih ketua suku Indian? Saya kurang tahu, tapi bisa jadi. Hanya saja, pemilihan dilakukan oleh sebuah dewan, bukan oleh seluruh anggota suku. Kalaupun ada konflik, itu terjadi dalam dewan.
Bagaimana dengan kita sekarang? Sebagai sebuah konflik nasional, agitasi diciptakan untuk menjatuhkan pihak lawan. Agar buruk image-nya, agar rakyat pemilih tidak memilihnya. Jadi kampanye yang dilakukan ternyata lebih banyak untuk menegatifkan lawan.
Akan jadi ide yang lebih manis jika kampanye yang dilakukan adalah CROSS CAMPAIGN. Jika ada 3 kandidat, maka kandidat A akan mempromosikan kandidat B, kandidat B dukung kandidat C, dan kandidat C kampanyekan kelebihan dan kualitas kandidat A. Biarlah rakyat memilih mana yang paling ikhlas berkampanye untuk yang lain, dan mana yang paling biasa diterima oleh lawannya. Bisakah terjadi? Atau utopis semata?
No comments:
Post a Comment