Wednesday, June 18, 2014

Lokalisasi Dolly Surabaya Tutup 18 Juni 2014

Hari ini bakal cukup sibuk buat walikota Surabaya, Bu Risma. Dolly dijadwalkan untuk ditutup selamanya. Warga Surabaya umumnya malu punya lokalisasi pelacuran terbesar se Asia Tenggara (katanya). Sementara warga lokal gang Dolly, umumnya resah dan marah karena "kehilangan mata pencaharian".

Nafkah lebih penting daripada dosa? Dosa riba 36 kali lebih berat daripada zina, sebenarnya. Logikanya, bos bank konvensional lebih berdosa daripada bos pelacur alias mucikari. Zina, apapun konsepnya, adalah tindak kekejian dan jalan yang sangat buruk. Berarti riba lebih keji, dan lebih buruk dari yang sangat buruk.

Rasulullah SAW bersabda : “Satu dirham dari riba yang dimakan oleh seseorang dan ia tahu itu (riba), maka lebih besar di sisi Allah daripada berzina tiga puluh enam kali.“ (HR. Imam Ahmad dan Thabrani dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’)

Mari kita perkecil jalan bagi orang untuk berbuat dosa yang keji ini, entah itu di Dolly, Pasar Kembang, Saritem, Kramat Tunggak, atau Pulau Baai. Tapi mari pikirkan pula jalan untuk memperkecil pula jalan bagi orang untuk berbuat lebih keji, entah itu bank konvensional ataupun bank syariah yang berjalan diatas infrastruktur konvensional. Mari berdayakan ekonomi berbasis syariat, emas dan perak.

Warga Dolly, mari hindari sikap takabur seolah-olah Anda hanya bisa hidup dari bisnis pelacuran. Pelacuran itulah yang tidak memanusiakan manusia.

No comments:

Post a Comment