Wednesday, June 25, 2014

Klose dan Suarez, Fenomena Dua Striker di Piala Dunia 2014

Miroslav Klose sudah bermain di 4 piala dunia berurutan dan selalu mencetak gol. Baru saja dia mencetak gol nomor 15, membuat namanya sejajar dengan Ronaldo sebagai pencetak gol piala dunia terbanyak sepanjang masa.

Gol terbarunya ke gawang Ghana bahkan digambarkan sebagai tipikal Klose sekali: gol yang tidak spektakuler, tapi lahir dari naluri mencetak gol yang tinggi, dan yang lebih penting, gol itu penting sekali. Gol itu berasal dari sundulan Howedes yang memang sudah mengarah ke gawang. Jika tidak ada Klose disana, mungkin bola tetap akan masuk juga, atau memantul ke tiang, atau kiper Ghana masih punya kesempatan untuk menepisnya. Tapi Klose seolah tahu kemana bola sepak pojok itu akan mengarah dan tepat disitulah dia berada. Klose belum 2 menit di lapangan setelah masuk gantikan Goetze. Dia belum menyentuh bola sedikitpun, maka saat dia berada di posisi tersebut, itulah kesempatan baginya untuk menjulurkan kaki, menyentuh bola dan memastikannya masuk ke gawang. Jerman yang tertinggal 1-2 tentu sangat menunggu-nunggu gol tersebut untuk memaksakan hasil imbang.

Pemegang rekor yang sama dengannya, Ronaldo, pun mencetak gol terakhir ke gawang Ghana di tahun 2006. Kondisi mereka cukup simetris rupanya. Setelah Klose mencetak gol ke gawang Ghana kemaren, Ronaldo hanya bisa berkicau di Twitter, "Welcome to the club". Hanya satu beda diantara mereka. Ronaldo akan dikenang sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah ada, dan memang memegang penghargaan resmi untuk itu, sedangkan Klose sepertinya tidak akan mendapatkannya. Klose bersinar terang di timnas, tapi biasa saja di klub.

Klose adalah imigran asal Polandia. Kabarnya, waktu baru datang ke Jerman dia hanya tahu dua kata: "Ja" dan "Danke". Klose akan jadi legenda, namun tidak akan seperti Beckenbauer, Mathaeus, atau Klinsmann. Sifat humble-nya lah yang membuatnya dikenang secara khusus. Saat bermain untuk Werder Bremen, dia pernah menolak penalti yang dihadiahkan wasit karena menganggapnya keputusan yang tidak benar. Saat bermain untuk Lazio, dia pernah mencetak gol dengan tangan dan langsung disahkan wasit. Ia lalu memberitahu wasit, gol pun dibatalkan, wasit menjabat tangannya dan tidak mengganjarnya dengan kartu.

Klose jarang dianggap sebagai ancaman bagi pemain bertahan lawan. Dia dianggap bukan siapa-siapa. Yang justru menganggapnya sebagai ancaman adalah sesama striker (Ronaldo), karena jika dia mencetak gol satu lagi di piala dunia ini, dia akan jadi pemegang rekor sendirian.

****** ******

Luiz Suarez terkenal sebagai salah satu striker paling ditakuti di liga Inggris, salah satu pesepakbola paling berbakat sejagad. Pelatih klub Everton, Roberto Martinez, bahkan membuat pengandaian bahwa penyerang berjulukan El Pistolero ini bisa memenangkan setiap pertandingan seorang diri saking bagusnya. Dia dianggap punya kemampuan teknis tinggi, jago dalam mengambil bola-bola udara, dan punya tembakan yang keras bertenaga.

Namun baru saja dalam pertandingan teranyar menghadapi Italia dia terlibat dalam insiden MENGGIGIT PEMAIN LAWAN. Kali ini lawannya adalah back Italia, Chiellini. Dalam tayang ulang televisi, terlihat dia merapatkan mukanya ke bahu belakang Chiellini, lalu keduanya terjatuh. Chiellini mengerang sambil menunjukkan lokasi bekas gigitan, sementara Suarez terlihat memegang gusinya yang (pura-pura) kesakitan. Wasit tak melihat kejadian ini, maka tak ada hukuman kepada Suarez. Laga berlanjut dan akhirnya Diego Godin mencetak gol 1 menit kemudian, Uruguay pun maju ke 16 besar sebagai runner-up grup. Italia tersingkir langsung.

Walaupun dibantah Suarez sendiri, pihak FIFA sudah mengagendakan pertemuan untuk membahas insiden ini. Dan ternyata, ini adalah insiden gigitan Suarez yang ketiga dalam pertandingan resmi. Yang pertama adalah di tahun 2010, saat dia memperkuat Ajax dalam pertandingan melawan PSV. Dia menggigit bahu Otman Bakkal, lalu diganjar skorsing 7 pertandingan. Yang kedua adalah tahun 2013, dalam pertandingan antara Liverpool dengan Chelsea. Dia kembali menggigit pemain lawan, kali ini lengan Branislav Ivanovic yang jadi korban. Dia pun kena skors 10 laga. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana seorang striker kelas satu dunia berbuat seperti itu.

Bukan hanya soal gigit-menggigit, Suarez pernah pula terlibat kasus lain. Di perempat final piala dunia 2010, dalam situasi imbang 1-1, dia mencegah terjadinya gol kemenangan bagi Ghana di babak perpanjangan waktu. Dia berdiri sendirian di depan gawang, kiper sudah keluar dari sarangnya, Suarez menahan bola sundulan pemain Ghana yang hampir pasti jadi gol dengan tangannya. Ia pun langsung dikartu merah oleh wasit. Ghana mendapat hadiah penalti namun gagal menjadi gol. Uruguay akhirnya lolos ke semi final, karena berkat upaya ilegal Suarez, mereka bisa memaksakan terjadinya adu penalti. Pro dan kontra bermunculan menanggapi aksi Suarez ini. Pendukung timnas Uruguay tentu memandang ini sebagai aksi heroik. Suarez dianggap berkorban demi tim, karena handsball-nya ini membantu timnya melaju ke semi final meskipun Suarez sendiri terpaksa tidak ikut bermain.

Suarez juga pernah terlibat insiden rasisme. Lawannya adalah Patrice Evra saat Liverpool bertemu Man United. Kasus ini berlarut di media selama berbulan-bulan karena banyaknya komentar pro-kontra dari kedua pihak. Suarez dihukum skorsing 8 laga liga Inggris. Pada awalnya banyak pihak termasuk manajemen dan pemain Liverpool yang mendukung Suarez, termasuk dengan  mengenakan T-shirt bergambar dirinya sebelum laga. Namun setelah FA merilis hasil penyelidikannya, seperti bisa diduga, memang Suarez terbukti memaki dengan kata "negro" berkali-kali kepada Evra. Beberapa bulan kemudian, saat kedua klub kembali berlaga, di sesi jabat tangan sebelum pertandingan, Suarez menghindar untuk berjabat tangan dengan Evra, dan lalu sebagai reaksinya, pemain MU Rio Ferdinand pun menolak menjabat tangannya. Manajemen Liverpool pun kecewa karena Suarez rupanya sempat berjanji sebelumnya bahwa dia akan melakukan jabat tangan dengan Evra.

Klose dan Suarez adalah fenomena dengan spektrum yang berbeda. Melihat bagaimana media meng-cover berita kedua pemain, bisakah Anda tebak yang mana akan lebih banyak dikenang nanti?

No comments:

Post a Comment